REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengakhiri kuartal ketiga, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPN Syariah Tbk), telah menyalurkan pembiayaan 8,9 triliun kepada 3,65 juta keluarga prasejahtera produktif. Pembiayaan ini tumbuh sebesar 28 persen dari 6,97 triliun pada periode yang sama di tahun 2018.
Dengan cara pendampingan yang Tepat dalam menyalurkan pembiayaan pada segmen ini turut menekan rasio kredit bermasalah (Non Perfoming Finance/NPF) sebesar 1,30 persen. Direktur Utama BTPN Syariah Ratih Rachmawaty mengatakan bisnis pembiayaan kepada keluarga prasejahtera produktif sudah ditekuni BTPN Syariah sejak 2010.
"Dengan terus membesarnya skala bisnis di segmen ini, kami bertekad untuk terus bekerja keras, agar semua niat baik seluruh pemangku kepentingan kami dapat terwujud lebih cepat. Kami juga mengubah semua nama produk yang kami tawarkan dengan tambahan kata Tepat, misalnya Tepat Deposito. Tepat, wujudkan niat baik lebih cepat," ujar Ratih.
Hingga periode ini, total aset BTPN Syariah tumbuh 29 persen menjadi 14,59 triliun dari 11,31 triliun (year on year). Dana Pihak Ketiga mencapai 9,03 triliun tumbuh 24 persen dari 7,25 triliun (year on year). Perseroan juga telah meningkatkan efisiensi dalam mengoperasikan bisnis dimana beban operasional terhadap pendapatan operasional tercatat 59,6 persen, lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya 62,6 persen.