REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bencana angin kencang terjadi di Kecamatan Pangalengan dan Kertasari pada Senin (21/10) lalu. Berdasarkan pendataan sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, sebanyak 1.200 rumah terdampak mengalami kerusakan.
Hingga saat ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung masih melakukan pendataan. Hal ini dilakukan berkaitan dengan bantuan material yang diberikan untuk korban terdampak bencana.
“Selain aparat, masyarakat juga bahu membahu saling membantu melakukan evakuasi reruntuhan pohon. Untuk bantuan, nanti kita akan lakukan sesuai prosedur dan warga yang rumahnya tidak layak, akan menjadi prioritas,” kata Bupati Bandung Dadang M Naser, saat meninjau lokasi bencana, Selasa (22/10).
Dadang mengatakan, seluruh rumah yang terdampak tersebut berada di lima desa, yakni Desa Margamulya, Sukamanah, Margamukti, Wanasuka dan Desa Banjarsari. Pihaknya sudah meminta BPBD Kabupaten Bandung agar bisa memberi bantuan material untuk korban.
Dadang mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap angin kencang yang bisa terjadi kapan saja. Karena menurutnya saat ini sedang terjadi peralihan musim yang mengakibatkan anomali cuaca.
Sementara itu, Kepala Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung, Rasmid menjelaskan bahwa terdapat perbedaan tekanan udara yang cukup signifikan, antara wilayah Bumi Belahan Selatan (BBS) dan Utara (BBU). Perbedaan tersebut menyebabkan terbentuknya lintasan arus kecepatan angin yang kencang dalam jalur sempit di atmosfer.
Menurut Rasmid sejumlah wilayah di Jawa Barat (Jabar) sudah memasuki masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Pada masa peralihan ini, ia menilai wilayah Jabar akan rentan terjadi cuaca ekstrem.
"Berpotensi terjadinya cuaca ekstrem, di antaranya angin kencang, dan terpantau juga peningkatan kecepatan angin di wilayah Jabar, termasuk di Kabupaten Bandung,” kata Rasmid.
Senada dengan Dadang, Rasmid juga mengimbau agar masyarakat Jabar selalu waspada terhadap peralihan cuaca ini. “Tetap waspada dan selalu siaga, karena saat ini Jabar memasuki masa peralihan musim,” katanya.