REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejatinya, kota kuno Bust yang terletak di tepi timur Sungai Helmand dan di selatan Afghanistan telah berdiri sejak abad ke-7 sebelum Masehi. Kota itu semakin populer dan berkembang pada era kekuasaan Dinasti Ghaznawiyah yang mulai berkuasa pada 977-1186 M.
Ghaznawiyah yang merupakan kerajaan Islam yang menguasai wilayah Khurasan, Afghanistan, dan India Utara itu untuk pertama kali dipimpin oleh Nashir ad-Dawlah Sebuktigin, gubernur atas nama Dinasti Samaniyah. Pada masa kekuasaannya, dinasti ini menghancurkan berhala-berhala, mengganti kuil menjadi masjid, dan berjaya selama lebih dari 200 tahun.
Dinasti itu menjadikan Kota Bust sebagai ibu kota pemerintahan. Pada era inilah Kota Bust mencapai puncak keemasannya. Di kota itu terdapat warisan Dinasti Ghaznawiyah bernama Lashkari Bazar, yakni jalan pasar panjang yang menghubungkan Kota Bust dan gerbang selatan suburban tersebut.
Wilayah itu terletak di sebelah utara Kota Bust dan di tepi timur Sungai Helmand di sebelah barat Laut Afghanistan. Pada banyak hal, situs ini memiliki kemiripan dengan situs Abbasiyah dengan ukuran bangunan yang monumental, istana-istana, dan arsitekturnya yang terbuat dari bata lumpur yang dibangun di sepanjang sungai.
Jalan ini memiliki panjang lebih dari 400 meter yang diisi oleh ratusan toko kecil di sepanjang jalan. Toko-toko tersebut memiliki luas 3,5 x 5 meter. Pada satu sisi jalan ini, kira-kira di pertengahan jalan, terdapat bangunan dengan ruang-ruang toko. Bangunan ini kemungkinan adalah kantor kepala pasar (muhtasib).
Lashkari Bazar pernah terbakar pada 1150-1151 selama penaklukan Ghurid oleh Ala al-Din Jahansuz atau Husein II (1149-1161) dan kemudian dibangun kembali oleh pemerintahan Ghurid. Bust dan Lashkari Bazar kembali dihancurkan oleh Khwarazmshah, tentara Mongol, pada awal abad ke-13.
Sisa bangunan Lashkari Bazar membentang sepanjang 1,4 km dan lebar 600 m di sepanjang Sungai Helmand, termasuk di dalamnya bangunan perumahan dan militer yang terbuat dari bata lumpur.
Bangunan yang masih bertahan adalah istana yang dibentengi, Utara, Tengah, dan Selatan, yang dibangun di atas tebing menghadap sungai. Sisa bangunan tersebut sebagian digali pada 1949 dan 1951 oleh Delegasi Arkeologi Prancis, DAFA.