REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk membatasi aktivitas di luar ruangan karena fenomena suhu panas di sebagian besar wilayah Indonesia hingga sepekan ke depan.
"Kami mengimbau masyarakat untuk membatasi aktivitas di luar pada siang hari, terutama tanpa pelindung diri dari sinar matahari," kata Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin dalam temu media di Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Jakarta, Jumat (25/10).
Ia mengatakan potensi suhu panas di siang hari masih diwaspadai hingga sepekan ke depan. Kondisi cuaca cerah pada siang hari tanpa awan menjadi signifikansi fenomena suhu panas yang perlu diwaspadai sepekan ke depan meskipun intensitasnya menurun mulai menjelang awal November.
"Karena diindikasikan posisi kulminasi matahari sudah mulai menjauh dari wilayah Jawa dan sekitarnya," katanya.
Kemudian, pertumbuhan awan hujan juga diperkirakan pada awal November baru terbentuk awan-awan yang diharapkan dapat menyerap sinar matahari yang masuk ke permukaan bumi.
Oleh karena itu, untuk menghindari suhu panas tersebut, BMKG mengimbau masyarakat untuk membatasi aktivitas di luar ruangan.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk memperbanyak minum air putih sehingga tidak mudah dehidrasi, sebagaimana yang disampaikan oleh Kementerian Kesehatan sebelumnya pada kesempatan yang sama.
"Perbanyak air minum dan batasi eksposure langsung matahari," kata Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Dr. Achmad Yurianto dalam kesempatan yang sama.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk memakai pakaian yang tidak menghambat sirkulasiudara dari kulit. "Pakai pakaian longgar dari bahan yang gampang menyerap keringat, tidak membuat panas," katanya.