REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Gempa bumi magnitudo 4,9 terjadi di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat pada Jumat (1/11) pukul 15.38 WIB. Berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi terletak pada koordinat 8,16 lintang selatan dan 107,89 bujur timur atau tepatnya berada di laut pada jarak 84 kilometer arah barat daya Kabupaten Pangandaran, dengan kedalaman 31 kilometer.
"Gempa tidak berpotensi tsunami," Kepala BBMKG Wilayah II Tangerang, Hendro Nugroho, Jumat (1/11).
Hendro menjelaskan, ditinjau dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan gempa dangkal. Hal itu diakibatkan aktivitas gempa bumi di intraslab Lempeng Eurasia.
Berdasarkan peta tingkat guncangan BMKG dan laporan masyarakat, gempa dirasakan di wilayah Pangandaran dengan skala intensitas I-II MMI. Namun, hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempa bumi tersebut.
"Hingga pukul 16.10 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock)," kata dia.
Hendro memgimbau mayarakat agar tetap tenang dan terus mengikuti informasi dari BMKG. Ia menegaskan, BMKG akan terus memantau perkembangan gempa bumi tersebut.
Sebelumnya, pada Kamis (31/10), gempa juga terjadi di Kabupaten Pangandaran. Gempa tektonik berkekuatan M 4,8 terjadi di Kabupaten Pangandaran pada Kamis pukul 08.56 WIB, dengan pusat gempa bumi terletak pada koordinat 8,23 lintang selatan dan 108,25 bujur timur, tepatnya berada di laut pada jarak 64 kilometer arah barat daya Kabupaten Pangandaran. Gempa tersebut memiliki kedalaman sekitar 25 kilometer.