Ahad 03 Nov 2019 11:26 WIB

Tubuh Kelebihan Gula? Yuk Kenali Tanda-Tandanya 

Jika belum yakin apakah sudah terlalu banyak mengonsumsi gula atau tidak, Anda mungkin bisa mengamati tanda-tanda berikut ini.

Rep: Yuni Arta Sinambela (cek n ricek)/ Red: Yuni Arta Sinambela (cek n ricek)
Pemeriksaan gula darah.
Foto: Antara
Pemeriksaan gula darah.

CEKNRICEK.COM -- Gula merupakan sumber energi bagi tubuh. Namun jika dikonsumsi secara berlebihan, ia tidak akan memberikan manfaat apa pun. Yang terjadi justru sebaliknya, berpotensi mengganggu kesehatan tubuh. Salah satu penyakit yang erat kaitannya dengan gula tinggi adalah diabetes melitus.

Karena itu, mulai sekarang batasilah konsumsi gula. Menurut American Heart Association, batasan konsumsi gula tambahan bagi pria adalah 36 gram atau setara 9 sendok teh, sementara bagi wanita 24 gram atau setara 6 sendok teh.

Jika belum yakin apakah sudah terlalu banyak mengonsumsi gula atau tidak, Anda mungkin bisa mengamati tanda-tanda berikut ini.

Berat badan tidak ideal

Terlalu banyak mengonsumsi gula bisa meningkatkan berat badan secara signifikan. Jika dibiarkan terus-menerus, Anda dapat terkena obesitas yang kemudian memicu berbagai gangguan metabolik. Salah satunya adalah penyakit diabetes mellitus.

Saat telah mengalami diabetes mellitus, berat badan bisa mendadak turun drastis tanpa sebab yang jelas padahal Anda makan cukup banyak. Hal ini terjadi karena kadar insulin tidak mampu memetabolisme glukosa, sehingga tubuh beralih ke pembakaran lemak untuk mempertahankan metabolisme sel.

Merasa haus dan mulut kering

Orang yang mengonsumsi gula terlalu banyak akan merasa haus walaupun sudah sering minum. Mulut juga terasa kering dan sering ke toilet untuk buang air kecil.

Hal itu dikarenakan fungsi ginjal Anda terganggu sesaat setelah tubuh tak mampu mengendalikan gula darah. Cairan yang seharusnya diserap kembali oleh ginjal, justru keluar bersama gula. Kondisi ini pada akhirnya membuat Anda kekurangan cairan dan sering buang air kecil.

Cepat Lelah dan Sulit Konsentrasi

Gula yang masuk ke dalam tubuh akan diubah menjadi sumber energi apabila jumlahnya wajar. Jika berlebihan, gula akan merusak kerja insulin sehingga tidak dapat mengubahnya menjadi energi.

Otak membutuhkan glukosa agar bisa berfungsi dengan baik, yaitu sebesar 25% dari total kebutuhan tubuh. Nah, ketika glukosa yang berlebih tidak dapat dijadikan energi, maka otak yang paling terkena dampaknya. Anda pun bisa cepat lelah dan sulit berkonsentrasi.

Mudah Berjerawat

Kelebihan gula dapat memicu ketidakseimbangan hormon, yang akan memudahkan munculnya jerawat. Hal itu karena asupan tinggi gula dapat meningkatkan gula darah dan kadar insulin secara cepat. Kondisi ini akan menyebabkan peningkatan produksi minyak dan peradangan, yang semuanya memainkan peran dalam munculnya jerawat.

Baca Juga: Konsumsi Gula Berlebih Dapat Mempengaruhi Kecantikan Kulit

Mood swing

Jika Anda sering mudah marah dan bad mood tanpa sebab yang jelas, bisa jadi Anda terlalu banyak mengonsumsi gula. Anda pernah dengar mengenai sugar crash? Ketika gula darah naik lalu turun dengan cepat akibat konsumsi gula, ternyata kondisi ini bisa menyebabkan lemas, perubahan suasana hati, dan brain fog. Kelebihan konsumsi gula juga dianggap dapat memperburuk gejala kecemasan dan mengganggu kemampuan tubuh untuk mengatasi stres.

Penglihatan Kabur

Salah satu organ yang terkena dampak ketika glukosa tidak mampu didistribusikan adalah organ mata. Akibatnya, Anda bisa mengalami keluhan pandangan kabur.

Di sisi lain, hubungan antara diabetes dan gangguan mata memang ada. Retinopati diabetik merupakan kelainan mata yang paling sering terjadi pada orang dengan diabetes. Pada kondisi ini, retina mengalami kelainan berupa munculnya bercak-bercak perdarahan. Hal ini membuat kemampuan mata untuk melihat akan menurun secara perlahan.

Jika Anda mengalami salah satu atau beberapa tanda di atas, berarti Anda harus lebih waspada. Mulailah untuk mengurangi konsumsi asupan manis dan periksakan kadar gula darah Anda ke laboratorium. Jika perlu, konsultasilah dengan dokter umum ataupun spesialis dokter penyakit dalam. 

BACA JUGA: Cek POLITIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini

Editor: Farid R Iskandar

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement