REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA---Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka mencatat ada 12.043 warga di Kabupaten Majalengka yang mengidap penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis. Penyakit metabolik itu ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah akibat terganggunya jumlah dan fungsi insulin.
Penanganan Diabetes mellitus terbagi dalam lima pilar utama. Yaitu edukasi, perencanaan makan, latihan jasmani, intervensi farmakologis, dan pemeriksaan gula darah secara rutin. Kelima pilar itu hanya dapat terlaksana dengan baik jika penderita memiliki sikap dan pemahaman yang baik terhadap penyakit ini.
Penjelasan itu terungkap dalam Seminar Awam Diabetes Melitus, di Gedung Rawat Jalan Lantai 4, RSUD Majalengka, Sabtu (8/6/2024). Seminar itu digelar oleh Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) RSUD Majalengka.
‘’Kunci utama dalam mengobati penyakit itu adalah pengaturan makan bagi para penderita diabetes, dengan memberikan konsumsi makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi,’’ kata Dokter Melindah, yang menjadi salah seorang narasumber dalam kegiatan itu.
Menurutnya, pelayanan kesehatan terhadap penderita diabetes merupakan standar yang harus mencapai 100 persen, untuk menjaga kualitas hidup masyarakat.
Hal senada diungkapkan pembicara lainnya, Dokter Radityo Akhmedika. Dia menambahkan, angka kejadian retinopati diabetik pada penderita diabetes di Indonesia mencapai 42,6 persen. ‘’Retinopati diabetik disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah pada retina akibat kadar gula darah yang tidak terkontrol,’’ katanya.
Sementara itu, Direktur RSUD Majalengka, Dokter Erni Harleni mengatakan, Persadia RSUD Majalengka menargetkan kegiatan edukasi itu diadakan minimal dua kali dalam setahun. Erni berharap, pemahaman masyarakat terhadap diabetes melitus dapat meningkat. Dengan demikian, dapat mengurangi jumlah penderita baru dan mencegah komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit itu.
‘’Meskipun diabetes melitus tidak dapat disembuhkan, penyakit ini dapat dikelola dan dikontrol dengan menjaga kadar gula darah dalam batas normal,’’ kata Erni.