REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Hong Kong bersiap menghadapi bentrokan besar pada Rabu (13/11). Demonstran antipemerintah berencana melumpuhkan bagian-bagian dari pusat keuangan itu untuk hari ketiga.
Banyak transportasi, sekolah, dan banyak bisnis ditutup setelah kekerasan meningkat di seluruh kota. Ratusan penumpang terlihat mengantre di stasiun metro di seluruh kota pada Rabu pagi, setelah beberapa layanan kereta api dihentikan dan jalan ditutup.
Polisi antihuru-hara dikerahkan ke stasiun-stasiun, sementara para pengunjuk rasa membuat penghalang jalan dan barikade di jalan-jalan utama. "Kami hanya ingin mempengaruhi ekonomi Hong Kong agar pemerintah tahu kami serius dengan tuntutan kami," kata seorang mahasiswa berusia 21 tahun bernama Lee, yang menghabiskan semalaman membuat bom bensin di City University.
Para pemrotes merencanakan lebih banyak demonstrasi sepanjang Rabu di berbagai area. Keramaian akan terlihat di distrik pusat bisnis, rumah real estate, toko-toko mewah termahal di dunia, melintasi semenanjung Kowloon dan di New Territories yang terpencil. "Setiap hari, di mana-mana, orang-orang terluka," kata Lee.
Banyak sekolah dan universitas membatalkan kelas pada hari ini karena masalah keamanan. Biro Pendidikan mengumumkan orang tua dapat memutuskan akan mengirim anak-anak ke sekolah atau tidak dan mendesak mereka tidak berpartisipasi dalam kegiatan yang melanggar hukum.
Para pengunjuk rasa dan polisi bentrok sepanjang Selasa malam di kampus-kampus universitas dan lokasi-lokasi lain. Peristiwa itu terjadi hanya beberapa jam setelah Inspektur Senior Polisi Kwong Wing-cheung mengatakan kota yang diperintah China itu telah didorong ke tepi jurang kehancuran total.
Polisi menembakkan gas air mata kepada demonstran semalam. Beberapa aktivis membakar sebuah kendaraan, melemparkan bom bensin ke kantor polisi dan kereta metro. Mereka juga mendobrak masuk ke pusat perbelanjaan besar.
Ratusan pemrotes bertopeng, banyak dari mereka mahasiswa, melemparkan batu dan batu bata, beberapa diluncurkan dengan ketapel. Sepanjang malam terjadi ledakan, gumpalan asap, teriakan, dan tembakan. Otoritas Rumah Sakit Hong Kong mengatakan 81 orang telah terluka sejak Senin, dengan dua orang dalam kondisi serius.