REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PPPA Daarul Qur’an, Abdul Ghofur, mengajak masyarakat untuk lebih terlibat dalam wakaf produktif. Hal demikian, menurutnya, agar kegiatan wakaf bisa menjadi salah satu solusi dalam memecahkan permasalahan sosial di Indonesia, misalnya masalah pendidikan.
Sekjen Forum Wakaf Produktif (FWP) ini mengatakan, dana surplus hasil pengelolaan wakaf secara produktif bisa digunakan untuk menyekolahkan duafa. Sehingga, tidak hanya mengandalkan dana zakat, infak, sedekah, dan wakaf (Ziswaf).
"Tidak hanya dana Ziswaf yang bisa digunakan untuk bantu sekolahkan duafa, bantu orang sakit, bantu masyarakat untuk berdaya, serta untuk membantu duafa menghafal Alquran. Tapi dana dari surplus hasil pengelolaan wakaf secara produktif juga bisa menjadi solusi untuk Indonesia," kata Ghofur, saat memimpin briefing pagi bagi para duta wakaf dari berbagai lembaga wakaf di lokasi kegiatan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) di Jakarta, Selasa (12/11), dilansir di laman resmi PPPA Daarul Qur'an.
Dalam hal ini, Ghofur mengajar masyarakat Indonesia, terutama umat Islam, untuk ikut berpartisipasi dalam program-program wakaf yang ditawarkan Wakaf Daarul Qur'an (Daqu). Wakaf Daqu adalah salah satu nadzir wakaf yang sudah diakui oleh Badan Wakaf Indonesia (BWI) dan bernaung di bawahnya. Salah satu fokus dari program Wakaf Daqu ada di bidang pendidikan, yaitu pembangunan Institut Daarul Qur’an (Idaqu).
"Melalui Idaqu, diharapkan akan lahir banyak ilmuwan dan para pemimpin masa depan yang berakhlak Alquran," ujarnya.
Hal ini disampaikan Ghafur pada pelaksanaan ISEF 2019 di JCC Senayan, Jakarta. Forum internasional ini dihadiri oleh beragam organisasi seperti Organisasi Kerja sama Islam (OKI) dan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Kegiatan yang digelar sejak 12-16 November 2019 itu mengusung tema "Sharia Economy for Stronger and Sustainable Growth."