REPUBLIKA.CO.ID, Dikisahkan bahwa pada suatu hari, al-Hasan dan al-Husein putra Sayidina Ali bin Abi Thalib pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat. Sesampainya di masjid, mereka menjumpai seorang laki-laki tua yang sedang berwudhu.
Setelah wudhu, orang tua itu pun shalat. Ternyata, wudhu dan shalat orang tua itu terlihat kurang sempurna. Hasan dan Husein ingin memperbaikinya, tetapi mereka khawatir hal itu akan menyinggung perasaannya.
Akhirnya, kedua putra khalifah keempat dalam sejarah Islam itu bersepakat untuk memakai cara pendekatan yang bijaksana. Di hadapan orang tua tersebut mereka berdebat, masing-masing mengatakan bahwa dialah yang paling benar dalam berwudhu dan shalat. Mereka lalu meminta orang tua itu untuk menilainya, mana di antara mereka yang paling sempurna dalam berwudhu dan shalat.
Lalu mereka masing-masing melakukan wudhu dan shalat di depan orang tua tadi. Setelah orang tua itu melihat tata cara berwudhu dan shalat mereka, terperanjatlah dia lalu segera mengoreksi diri seraya menyadari bahwa wudhu dan shalatnya selama ini ternyata cacat serta tidak sesempurna shalat kedua pemuda itu.