REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) menyerahkan bantuan program Corporate Social Responsibility (CSR) atau yang lebih dikenal dengan bank jatim peduli kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Bantuan berupa satu unit dump truck dan satu unit mobil skywalker diserahkan Direktur TI dan Operasi Bank Jatim Tonny Prasetyo kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
"Dengan adanya bantuan dump truck dan skywalker dari Bank Jatim ini diharapkan dapat mendukung Pemkot Surabaya dalam penataan ruang kota dan dapat membantu dalam melaksanakan program-program pembangunan serta kebersihan," ujar Tonny di sela penyerahan yang dilakukan di Pemkot Surabaya, Rabu (20/11).
Tonny mengungkapkan, sepanjang 2019, Bank Jatim telah menyalurkan CSR dengan total sebesar Rp 16,28 miliar. Program CSR Bank Jatim meliputi bidang Pendidikan, Kebudayaan, Kesehatan, dan Sosial. Rinciannya, bidang sosial Rp 12,01 miliar, bidang kesehatan Rp 3,14 miliar, bidang pendidikan Rp 798 juta, dan bidang kebudayaan sebesar Rp 334 juta.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengucapkan terima kasih kepada Bank Jatim yang sudah memberikan sumbangan berupa dump truk dan skywalker. Nantinya, sky walker ini akan digunakan untuk melakukan pembenahan Penerangan Jalan Umum (PJU), mengingat banyaknya peran PJU di kampung-kampung.
“Sebenarnya sky walker ini kan manfaatnya dua. Pertama untuk PJU dan yang kedua adalah untuk perantingan pohon. Apalagi saat ini cuacanya sangat luar biasa karena itu kita butuh peralatan dan persiapan yang lebih matang,” kata Risma.
Ia menjelaskan, dalam menghadapi cuaca saat ini, pihaknya memastikan telah melakukan berbagai persiapan. Mulai dari perantingan pohon hingga mempersiapkan segala peralatan di beberapa pos yang ada.
Sedangkan untuk bantuan dump truk, Risma menyebut, nantinya bakal digunakan untuk membantu percepatan pengangkutan. Apalagi, saat ini masyarakat Kota Surabaya sering melakukan kerja bakti. Oleh karena itu, kendaraan ini dapat digunakan untuk pengangkutan barang-barang lain yang tidak bisa diangkut oleh mobil compactor.
“Karena kalau masyarakat kerja bakti isinya bermacam-macam. Kadang ada pengerukan saluran, ada kursi tamu, sofa dan lainnya. Jadi kami angkutnya pakai dump truk,” ujar Risma.