Kamis 21 Nov 2019 20:30 WIB

Korban Banjir Agam Butuh Pakaian, Selimut, dan Logistik

Sebanyak 49 jiwa korban bencana banjir bandang di Agam butuh bantuan

Rep: Febrian Fachri/ Red: Christiyaningsih
Sekolah MDA, Masjid dan rumah warga yang tertimbun longsor banjir bandang di Jorong Galapuang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Kamis (21/11).
Foto: Republika/Febrian Fachri
Sekolah MDA, Masjid dan rumah warga yang tertimbun longsor banjir bandang di Jorong Galapuang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Kamis (21/11).

REPUBLIKA.CO.ID, AGAM -- Sebanyak 49 jiwa korban bencana banjir bandang di Jorong Galapuang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam saat ini membutuhkan bantuan. Salman, salah satu warga yang rumahnya rusak parah tergenang material longsor, mengatakan saat ini butuh bantuan pakaian. Ia tak sempat menyelamatkan harta benda termasuk pakaian yang akan ia kenakan.

"Bantuan yang paling kami  butuhkan sekarang adalah pakaian karena pakaian yang terbawa badan ini saja. Sisanya tertimbun longsor di dalam," kata Salman saat berbincang dengan Republika di depan rumahnya yang terendam material longsor, Kamis (21/11).

Baca Juga

Selain pakaian, korban kata Salman membutuhkan bantuan selimut dan makanan. Saat ini pengungsi mendapatkan makanan dari dapur umum yang didirikan warga dan pemerintah. Salman belum tahu sampai kapan dirinya akan mengungsi. Ia berharap kondisi cepat pulih dan rumahnya dapat dibersihkan sesegera mungkin.

Para korban banjir mengungsi setelah rumah mereka rusak dan tidak dapat dihuni. Warga yang terdiri dari 14 KK ini mengungsi ke rumah tetangga dan sanak famili yang dinilai aman dari jangkauan bencana susulan.

Sejak kejadian banjir bandang pada Rabu (20/11) malam WIB kemarin Salman mengungsi ke rumah saudaranya yang berjarak sekitar dua kilometer dari rumahnya. Salman mengatakan ia hanya menyelamatkan diri ketika bencana datang. Pria 60 tahun itu hanya membawa pakaian yang ada di badan dan satu helai sarung yang ia pakai salat magrib sebelum kejadian.

Syafri yang juga warga Galapuang berharap bantuan yang diharapkan pengungsi segera datang. Rumah Syafri aman dari bencana banjir kemarin. Rumahnya hanya beberapa meter dari longsoran tanah dan bebatuan.

Karena rumahnya aman, Syafri menerima sejumlah sanak keluarga dan tetangga yang mengungsi ke rumahnya. "Rumah saya aman. Beberapa yang rumahnya rusak mengungsi ke rumah saya," ucap Syafri.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement