Jumat 22 Nov 2019 06:30 WIB

Kairouan, Titik Awal Peradaban Islam di Arab Magribi

Kairouan adalah sebuah kota kecil sekitar 156 km dari ibu kota Tunisia

Masjid Kairouan, Tunisia
Foto: Wikipedia
Masjid Kairouan, Tunisia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kairouan adalah sebuah kota kecil sekitar 156 km dari ibu kota Tunisia. Kata Kairouan berasal dari bahasa Persia yang diserap ke dalam bahasa Arab, yang artinya tempat penyimpanan peluru. Kairouan bisa juga diartikan sebagai tempat turunnya pasukan tentara, waktu istirahat kafilah, atau tempat perkumpulan orang pada waktu perang.

Kota Kairouan didirikan salah seorang sahabat Nabi, Uqbah bin Nafi' RA, tahun 50 H. Tujuan dibangunnya kota ini agar umat Islam dapat tinggal dan menetap di tempat itu. Pasalnya Uqbah merasa khawatir kalau-kalau penduduk asli bangsa Afrika di sana kembali memeluk agama tradisionalnya bila ditinggalkan Muslimin Arab.

Pemilihan lokasi Kota Kairouan dilakukan oleh Uqbah bin Nafi atas pertimbangan strategis. Menurut Uqbah, penduduk negeri tersebut tidak memiliki moral yang jelas. Bila mendapat tekanan pedang senjata, mereka akan memeluk Islam. Tetapi, bila umat Islam pergi, mereka kembali ke tradisi dan memeluk agama lamanya.

"Saya tidak melihat perlunya umat Islam tinggal bersama mereka. Saya justru berpendapat perlu membangun sebuah kota yang akan menjadi tempat tinggal umat Islam dari penduduk setempat," jelas Uqbah kepada para sahabatnya. Mereka pun membenarkan pendapatnya.

Dibangunnya Kota Kairouan merupakan permulaan sejarah peradaban Islam di Arab Magribi. Kairouan pernah memainkan dua peran dalam satu waktu, yaitu perang dan dakwah. Dari kota itu pasukan tentara Islam keluar melakukan penaklukan dan pembebasan, sementara para fuqaha menyebar ke pelosok negeri untuk mengajarkan bahasa Arab dan agama Islam.

Setelah Uqbah bin Nafi selesai membangun kota tersebut, ia pun mengumpulkan sahabat-sahabat dan tentara-tentara yang ikut bersamanya di kamp-kamp. Mereka diajak mengelilingi Kota Kairouan. Ketika itu, Uqbah berdoa, "Ya Allah, penuhilah kota ini dengan ilmu dan fikih. Ramaikanlah dengan orang-orang yang taat dan beribadah kepada-Mu. Jadikanlah kota ini sebagai kebanggaan agama-Mu dan kehinaan bagi orang yang ingkar kepada-Mu. Tinggikanlah Islam dengan kota ini."

Makmurnya kota ini menuai decak kagum dari kaum Barbar. Mereka salut dengan pribadi keagamaan dan mental pengorbanan Uqbah demi Islam. Sikap kagum mereka itu membawa dampak positif yang ditandai dengan datangnya sejumlah besar penduduk kepada Uqbah untuk menyatakan keislaman dan bergabung ke dalam pasukan tentara Islam.

Dari segi religius, Kota Kairouan pun menjadi tempat tersendiri di hati umat Islam setempat. Mereka menganggap Kairouan sebagai kota suci yang tidak boleh dimasuki kecuali oleh umat Islam.

Kairouan merupakan pusat ilmu pengetahuan pertama di Arab Maghribi, disusul oleh Kordoba di Andalusia dan Fas di Maroko. Kairouan mempunyai peranan penting dalam penyebaran dan pengajaran agama Islam, sesuai dengan harapan ketika pembangunan kota ini, yaitu untuk mengajak penduduk Afrika memeluk Islam.

Pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz pernah diutus delegasi ke Kairouan. Umar bin Abdul Aziz ingin meningkatkan taraf pengetahuan agama penduduk Kota Kairouan. Beliau kemudian menjadikan Kairouan sebagai sentral tempat delegasinya yang terdiri atas 10 ulama dari kalangan tabiin yang dikirim ke Afrika. Mereka mengajarkan Islam kepada penduduk Kairouan.

Tokoh-tokoh Kairouan yang terkenal di antaranya Imam Sahnun bin Said yang merupakan murid Imam Malik. Beliau adalah pengarang kitab Al-Mudawwanah yang berperan besar dalam mengodifikasi Mazhab Maliki, Imam Abu Zayid Al-Qayrawani, Yahya bin Salamah Al-Bashri. Sedangkan, di bidang kedokteran dikenal keluarga Ibnul Jazzar.

Saat ini Kairouan menjadi objek tersohor di Tunisia. Masjid Kairouan yang dibangun oleh Uqbah bin Nafi bersamaan dengan didirikannya Kota Kairouan merupakan objek wisata tersohor sepanjang sejarah, di samping merupakan masjid tertua di Arab Maghribi.

Selain itu, masjid itu juga merupakan sumber utama yang mengilhami seni ornamen dan arsitektur di Arab Maghribi dan Andalusia. Masjid Kairouan juga merupakan tempat belajar berbagai persoalan agama, bahasa, dan ilmu pengetahuan yang kelak menelurkan tokoh-tokoh terkemuka pada zamannya.

Di dalam masjid dan sekolah Kairouan dibangun sebuah perpustakaan. Kota Kairouan kemudian semakin meluas hingga menjadi salah satu kota paling terkenal di Arab Maghribi. Kairouan pun menjadi salah satu pusat ilmu pengetahuan dan keagamaan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement