REPUBLIKA.CO.ID,MUZAFFARABAD -- Dikelilingi oleh pegunungan hijau yang rimbun, kota Muzaffarabad, ibukota wilayah Azad Jammu dan Kashmir yang dikelola Pakistan, tampak seperti kota metropolitan mini Istanbul. Pemandangan kota ini lebih menonjol dengan berdirinya masjid bergaya Ottoman, yang merupakan jejak bantuan dari pemerintah Turki.
Kota kecil yang terletak pada pertemuan antara sungai Jhelum dan Neelam ini pernah dilanda gempa bumi pada 2005, yang membuat kota itu hancur. Hanya 64 km (40 mil) dari Garis Kendali (Line of Control) yang memisahkan Jammu dan Kashmir antara India dan Pakistan, kota ini merupakan pusat gempa bumi dengan kekuatan 7,6 skala richter pada 2005. Gempa bumi itu telah menghancurkan sekitar 50 persen bangunan di kota itu dan menewaskan sekitar 80.000 orang di wilayah tersebut. Kota Muzaffarabad sendiri menampung sekitar 150.000 penduduk.
Namun 14 tahun kemudian, kota itu kembali dipulihkan. Turki menjadi negara pertama yang merespon dan membantu membangun kembali infrastruktur di sana. Jalanan yang bersih dan infrastruktur yang baik di kaki pegunungan yang tertutup salju membuat kota itu kini menjadi tujuan wisata utama.
Jalan-jalan di kota Muzaffarabad dibuat mengarah ke alun-alun pusat, yang menjadi tempat berdirinya Masjid Osmania. Masjid ini dibangun di depan kediaman resmi perdana menteri Kashmir yang dikelola Pakistan, yang juga dikenal sebagai Azad Jammu dan Kashmir (AJK).
Masjid Osmania diresmikan pada 2009 oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (saat menjabat perdana menteri). Bangunan masjid ini terdiri dari tiga lantai dan dampat menampung kapasitas 2.500 jamaah.
Seorang penduduk setempat, Mohammad Liaqat, mengatakan Masjid Osmania adalah hadiah unik dari pemerintah Turki kepada masyarakat di kawasan itu. Ia mengatakan, masjid tersebut telah menjadi fitur penting di kota tersebut, di samping Benteng Muzafarabad abad ke-16 yang telah ada di sana.
"Banyak orang datang dengan keluarga mereka pada akhir pekan untuk berjalan-jalan sembari melaksanakan shalat di sana. Masjid ini penuh sesak pada Jumat," kata Liaqat, dilansir di Anadolu Agency, Jumat (22/11).
Seorang pejabat senior pemerintah AJK, Tariq Mahmood Butt, mengatakan pemerintah Turki telah banyak membantu mereka. Ankara tidak hanya memainkan peran sentral dalam bantuan itu, tetapi juga membangun hampir semua bangunan utama di kota.
Hampir semua bangunan memiliki tanda Turki yang terlihat dalam arsitektur dan perencanaan mereka. Bangunan itu termasuk kompleks pemerintah kabupaten yang terdiri dari 12 blok administratif, 26 fasilitas perumahan, sekolah, perguruan tinggi, sebuah kompleks perpustakaan, masjid, pusat perbelanjaan, ruang konferensi, dan pusat olahraga.
"Warna semua bangunan ini merah. Ada metode di belakangnya. Kami memilih warna nasional Turki ini, untuk menunjukkan kasih sayang kami kepada orang-orang Turki," kata Butt, sembari menunjukkan warna bendera Turki merah dan putih.