Senin 25 Nov 2019 11:46 WIB

Australia Selidiki Tuduhan Upaya Mata-Mata Cina

China diduga berupaya selundupkan seorang agen di kursi parlemen Canberra

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Gedung Parlemen di Canberra, Australia.
Foto: ABC
Gedung Parlemen di Canberra, Australia.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Australia sedang menyelidiki tuduhan bahwa China berupaya menyelundupkan seorang agen di kursi parlemen di Canberra. Demikian laporan Organisasi Intelijen Keamanan Australia (ASIO) dalam pernyataan langka, menambahkan bahwa pihaknya menganggap serius isu tersebut .

Lembaga pengintai itu mengeluarkan pernyataan pada Ahad (24/11) sore setelah tuduhan tersebut disiarkan melalui stasiun TV Australia. Jaringan spionase China dicurigai menawarkan 1 juta dolar Australia untuk diberikan kepada dealer mobil mewah Melbourne, Bo "Nick" Zhao, untuk mencalonkan diri duduk di kursi parlemen federal Australia.

Baca Juga

"Laporan dalam acara Sixty Minutes di Nine Network berisi dugaan bahwa ASIO menganggap ini serius," kata Dirjen Keamanan ASIO, Mike Burgess dalam pernyataan yang dilansir Reuters.

"Warga Australia dapat diyakinkan bahwa ASIO sebelumnya mengetahui masalah yang dilaporkan hari ini dan secara intens sedang menyelidikinya," katanya. Pejabat di Kedutaan Besar China di Canberra tidak langsung dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Zhao memberitahu ASIO soal dugaan pendekatan dari pengusaha Melbourne lainnya sekitar satu tahun yang lalu, kata surat kabar Sydney Morning Herald dalam laporan gabungan dengan 60 Minutes dan surat kabar The Age, mengutip rekan Zhao dan sumber keamanan Barat.

Zhao ditemukan tewas di sebuah kamar motel Melbourne pada Maret. Burgess menyebutkan ia tidak akan berkomentar lebih lanjut dan mengaku dirinya berkomitmen untuk melindungi demokrasi dan kedaulatan Australia.

"Aktivitas intelijen asing yang bermusuhan terus menimbulkan ancaman nyata bagi negara kita serta keamanannya. ASIO akan terus menghadapi dan melawan campur tangan asing dan spionase di Australia," katanya melalui pernyataan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement