REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah kurang lebih lima bulan kereta Lintas Rel Terpadu (LRT) Jakarta menjalani uji coba publik, bulan Desember 2019 nanti kereta LRT Jakarta akan beroperasi dan menerapkan tarif normal. Transportasi berbasis rel ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif kendaraan umum bagi warga DKI Jakarta.
Direktur Utama PT LRT Jakarta, Wijanarko mengatakan pemberlakuan tarif normal LRT Jakarta seiring dengan kelengkapan perizinan operasi yang telah didapat pihaknya karena dinilai sudah memenuhi unsur keselamatan.
"LRT Jakarta akan melintasi jarak 5,8 kilometer mulai dari Stasiun Pegangsaan Dua, Boulevard Utara, Boulevard Selatan, Pulomas, Equestrian, hingga Stasiun Velodrome dengan jam operasional mulai pukul 05.30 hingga 23.00," ujarnya, Senin (25/11) .
Dia menjelaskan, pihaknya akan menerapkan tarif normal sebesar Rp 5.000 untuk satu kali perjalanan jauh dan dekat pada 1 Desember nanti.
"Pembayaran tarif perjalanan dapat dilakukan dengan menggunakan kartu Single Journey Trip (SJT) yang bisa didapatkan di loket pembelian tiket maupun melalui ticket vending machine. Selain itu, penumpang juga bisa menggunakan kartu uang elektronik seperti, e-money (Bank Mandiri), Flazz (Bank BCA), Tap-Cash (Bank BNI), Brizzi (Bank BRI), Jakcard (Bank DKI), dan Jak Lingko (Bank DKI/BNI)," tuturnya.
Menurut Wijarnako, pengoperasian dan pemberlakuan secara resmi tarif LRT Jakarta ini telah disosialisasikan secara langsung kepada penumpang melalui petugas di setiap stasiun. Yaitu dengan memasang spanduk, serta menulis pengumuman di sosial media.
"Kami juga dibantu komunitas, media massa serta blogger untuk menyosialisasikan ini," terangnya.
Sebelumnya, LRT Jakarta mulai melakukan uji coba publik pada Selasa, 11 Juni 2019. Pada uji coba publik ini, masyarakat bisa mencoba moda transportasi massal tersebut secara gratis.