Rabu 27 Nov 2019 15:15 WIB

Muhammadiyah: Pusat Ilmu Pengetahuan Cerdaskan Bangsa

Islam seharusnya menjadikan manusia sebagai pembawa perubahan.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agung Sasongko
Peletakan Batu Pertama Menara SM. Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan sambutan sebelum peletakan batu pertama pembangunan Menara Suara Muhammadiyah (SM) di Yogyakarta, Ahad (17/11).
Foto: Republika/ Wihdan
Peletakan Batu Pertama Menara SM. Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan sambutan sebelum peletakan batu pertama pembangunan Menara Suara Muhammadiyah (SM) di Yogyakarta, Ahad (17/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir menyampaikan bahwa Islam seharusnya menjadikan manusia sebagai pembawa perubahan. Prof Haedar juga menjelaskan bahwa perlunya pusat-pusat ilmu pengetahuan demi memajukan dan mencerdaskan suatu bangsa.

"Memajukan dan mencerdaskan bangsa memerlukan center-center ilmu pengetahuan, kita punya perguruan-perguruan tinggi, rumah sakit dan lain-lain, itu adalah bagian dari membangun pusat keunggulan dan peradaban," kata Prof Haedar saat diskusi.

Dia tidak rela kader-kader Muhammadiyah suka aksi massa kemudian pulang ke rumah dalam kondisi lapar. Maka jangan bergerak hanya pada tindakan jangka pendek. Sebab perubahan paradigm adalah hal yang penting untuk mencerdaskan anak bangsa. 
 
"Saya berharap adik-adik ini menjadi para pembaharu dan memajukan Indonesia, jangan setelah pulang ke Indonesia justru membuat hancur Indonesia, bawa ilmu yang membangun peradaban Indonesia," ujarnya.
 

Melalui pesan tertulis kepada Republika pada Selasa (26/11) malam, Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Turki menyampaikan, rombongan PP Muhammadiyah melakukan kunjungan ke Yurtdisi Türkler ve Akraba Topluluklar Baskanlığı (YTB) untuk melakukan kerjasama yang komprehensif. Pihak YTB menyambut baik kedatangan Muhammadiyah dan berencana untuk menambah kuota beasiswa untuk Indonesia. 

 
Selanjutnya Muhammadiyah berkunjung ke Yüksek Öğretim Kurulu (YÖK) atau Departemen Pendidikan Tinggi Turki. Muhammadiyah disambut oleh Deputy Ketua YÖK, Rahmi Er. Rangkaian acara kunjungan Muhammadiyah ini ditutup dengan diskusi kebangsaan tentang memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa di Turkiye Diyanet Vakfi Kongre Merkezi. 
 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement