REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tren kasus HIV pada saat ini meningkat pada ibu rumah tangga (IRT) dan pelaku lelaki seks lelaki (LSL). Pada tahun-tahun sebelumnya kasus pada kelompok tersebut lebih rendah.
Ketua Umum Kelompok Studi Infeksi Menular Seksual Indonesia Hanny Nilasari mengatakan terjadi perubahan tren kelompok orang yang terinfeksi HIV sejak tahun 2000 jika dibandingkan dengan saat ini. "Akan terjadi peningkatan kasus yang signifikan pada populasi ibu rumah tangga dan LSL," kata Hanny di Jakarta, Rabu (27/11).
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, pada tahun 2000 kelompok orang yang banyak terinfeksi HIV adalah pelanggan wanita pekerja seksual, pengguna napza suntik, dan ibu rumah tangga. Jumlah tersebut sempat stabil dalam beberapa tahun selanjutnya hingga terjadi perubahan tren sekitar tahun 2010.
Kelompok pengguna napza suntik mulai berkurang dan digantikan dengan kelompok LSL yang mulai banyak terinfeksi HIV. Selain itu, kelompok populasi laki-laki secara umum juga mulai meningkat.
Pada periode 2005 hingga saat ini jumlah infeksi HIV pada kelompok pelanggan wanita pekerja seksual (WPS) dan WPS terbilang stabil. Pada periode tersebut terjadi penurunan yang signifikan pada pengguna napza suntik dan kemunculan kelompok LSL yang lebih banyak.
Namun, sejak tahun 2000 hingga saat ini kelompok IRT yang terinfeksi HIV terus mengalami peningkatan. Pada 2019 yang paling banyak terinfeksi HIV adalah kelompok LSL diikuti oleh ibu rumah tangga. Selain itu ada pula pelanggan WPS, WPS, laki-laki secara umum, pelanggan waria, waria, dan pengguna napza suntik.
Berdasarkan data Kemenkes per Juni 2019, jumlah kasus HIV secara kumulatif sebanyak 349.882 orang atau 60,7 persen dari estimasi pada tahun 2016 sebanyak 640.443 orang.