REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polda Metro Jaya tidak membuat persiapan khusus untuk pengamanan acara Reuni Akbar 212 yang berlangsung pada 2 Desember 2019. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan Reuni Akbar 212 adalah kegiatan biasa, karena itu tak perlu disiapkan pengamanan khusus.
"Itu hal biasa, pengamanannya juga biasa saja," kata Kombes Yusri di Mapolda Metro Jaya, Jumat.
Yusri juga mengatakan Polda Metro Jaya tidak menyiapkan pengamanan khusus dengan menyekat masyarakat luar Jakarta yang ingin hadir dalam reuni itu. Pada penyelenggaraan sebelumnya, polisi membatasi pergerakan massa yang akan bergabung dengan peserta Reuni 212.
"Enggak ada, ini pengamanan biasa saja yang tidak ada penyekatan," ujar Yusri.
Sementara itu, Ketua Panitia Reuni Mujahid 212, KH Awiet Masyhuri menyebut acara Reuni 212 sudah mendapat izin dari pihak kepolisian. Ia pun mengucapkan terima kasih kepada pihak yang mempermudah kegiatan tersebut.
"Sejumlah perizinan dan rekomendasi telah dikantongi pantia. Terima kasih kepada semua pihak yang telah mempermudah urusan ini, khususnya Pemprov DKI Jakarta dan Polda Metro Jaya," kata Awiet dalam konfrensi pers di Gedung Dewan Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia, Jakarta, Jumat (29/11).
Awiet juga mengaku bahwa pihaknya telah menggelar rapat persiapan keamanan dengan pihak Polda Metro Jaya. Izin didapatkan karena kondisi Jakarta saat ini kondusif untuk menyelenggarakan acara besar. Kegiatan ini murni untuk persatuan bangsa dan umat.
"Alhamdulillah, hingga kini persiapan panitia Maulid Agung dan Reuni Mujahid 212 hampir mencapai 90 persen," kata Awiet.
Panitia Reuni 212 mengaku saat ini sedang mengupayakan kepulangan Imam Besar FPI Habib Rizieq Syihab (HRS) agar bisa menghadiri acara Reuni Akbar 212. Dua orang utusan sudah dikirim ke Arab Saudi untuk mengupayakan kepulangan HRS sebelum acara Reuni 212 dimulai pada Senin (2/12) dini hari.
"Sekretaris Umum FPI Munarman dan Ketua GNPF Ulama Yusuf Muhammad Martak sedang berada di Makkah untuk memproses kepulangan HRS," kata Ketua PA 212 Ustaz Slamet Maarif kepada wartawan di Gedung Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Jakarta, Jumat (29/11).
Reuni 212 menyuarakan tiga isu besar dalam acara yang dilangsungkan pada 2 Desember mendatang. Ketiga isu tersebut yakni kasus dugaan penistaan agama, pencekalan Imam Besar FPI Habib Riziq Shihab dan kondisi umat di Palestina.