REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kawasan Malioboro akan dijadikan full semipedestrian (semipedestian penuh) pada 2020 mendatang. Pengamat Transportasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Ahmad Munawar mengatakan, perlu evaluasi dan kajian yang matang sebelum hal tersebut diterapkan.
"Itu harus dengan evaluasi dan kajian yang matang karena ada dampaknya, baik positif maupun negatif. Yang negatif itu harus kita kurangi," kata Ahmad kepada Republika belum lama ini.
Menurutnya, jika tidak ada kajian yang matang, akan menimbulkan dampak negatif. Seperti, timbulnya titik-titik kemacetan yang baru. "Titik-titik kemacetan akan berpindah ke kiri dan kanannya (Malioboro)," jelasnya.
Bahkan, polemik lain seperti berkurangnya wisatawan ke Malioboro karena akses yang sulit juga dapat terjadi. Terlebih, ia mengatakan, transportasi umum di DIY khususnya Yogyakarta masih belum maksimal.
"Kecuali kalau angkutan umumnya sudah bagus. Tapi kan Trans Jogja sendiri juga belum banyak jumlahnya, belum mencukupi untuk semuanya," tambahnya.
Untuk itu, perlu adanya evaluasi dan kajian lebih lanjut sebelum menerapkan semipedestrian penuh ini. Sehingga tidak menimbulkan masalah baru.
"Butuh kajian dan evakuasi yang lebih matang lagi. Bagaimana reaksi masyarakat, bagaimana titik kemacetannya berkurang atau bertambah. Bagaiman sosialnya terhadap masyarakat," kata Ahmad.
Seperti diketahui, Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, Malioboro menjadi kawasan semipedestrian penuh diupayakan dapat terealisasi pada awal 2020. Yakni sekitar Januari atau Februari 2020.
"Insya Allah (Januari atau Februari). Karena ini menyangkut pengembangan ke depan. Jadi ini harus betul-betul, jangan sampai kita melaksanakannya masih banyak hal yang bermasalah," kata Heroe.
Ia menjelaskan, butuh waktu yang tidak sedikit untuk menghasilkan konsep mewujudkan hal tersebut. Sebab, perlu pemikiran yang matang guna menjadikan Malioboro sebagai kawasan full semi pedestrian di 2020.
"Menata tentang sistem management in dan out-nya itu juga (butuh waktu). Jadi ini tidak bisa cepat sekali ini," ujarnya.
Untuk itu, uji coba pun akan terus dilakukan. Yang mana, sebelumnya dilakukan uji coba tiap Selasa Wage.
Namun, pada 19 November kemarin juga dilakukan uji coba yakni di Selasa Pon. Uji coba pun direncanakan akan ditambah.
"Mungkin (uji coba) besok ada Jumat, Sabtu atau Minggu, dalam rangka menyelesaikan persoalan-persoalan dan solusi apa yang harus kita lakukan," ujarnya.
Pihaknya pun masih mengkaji terkait penerapan Malioboro sebagai kawasan full semi pedestrian di 2020 mendatang. Akhir 2019 diharapkan konsepnya sudah didapatkan.
"Doakan akhir tahun ini kita audab menemukan beberapa yang harus bisa kita eksekusi dna 2020 bisa menjadi lebih baik lagi," ujarnya.