Selasa 03 Dec 2019 07:37 WIB

BPTJ Imbau Percepat Integrasi LRT Jakarta

Fase 2 akan menyambungkan LRT Jakarta dengan Stasiun Manggarai.

Rep: Amri Amrullah/Heni Pratiwi/ Red: Bilal Ramadhan
Para penumpang menaiki LRT Jakarta yang sudah menerapkan tarif resmi sejak Ahad (1/12) lalu.
Foto: Heni Pratiwi
Para penumpang menaiki LRT Jakarta yang sudah menerapkan tarif resmi sejak Ahad (1/12) lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Moda angkutan massal Lintas Rel Terpadu (LRT) Jakarta tahap I dari Velodrome ke Stasiun Pegangsaan mulai beroperasi secara komersial sejak Ahad (1/12). Walaupun sudah beroperasi secara komersial, namun LRT Jakarta tahap satu yang hanya sepanjang 5,8 kilometer ini masih 'terputus' atau belum terhubung dengan moda angkutan rel lain.

Karena itu Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) berharap dengan beroperasi secara komersialnya LRT Jakarta tahap I, selanjutnya bisa disegerakan pembangunan LRT tahap 2 yang mengkoneksikan LRT Jakarta dengan moda angkutan rel yang lain.

Kepala BPTJ Bambang Prihartono mengakui LRT Jakarta yang sekarang ini seperti 'terputus', karena memang belum tersambung dengan angkutan berbasis rel yang lain. Tapi dalam perencanaannya memang LRT Jakarta akan tersambung ke angkutan berbasis rel lain di Manggarai.

"Jadi kita tunggulah tahapan selanjutnya, saya pikir DKI banyak duitnya karena itu kalau bisa disegerakan, segera dibuat tersambung agar masyarakat pengguna angkutan rel apapun, baik LRT, KCI atau MRT bisa saling terkoneksi," kata Bambang kepada wartawan saat pemaparan akhir tahun transportasi Jabodetabek, Senin (2/12).

Bambang mengungkap dalam Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ), sudah saatnya semua jaringan angkutan massal, termasuk berbasis rel sudah saling terkoneksi. Dan BPTJ saat ini terus mengupayakan mengejar pencapaian itu. Karena itu untuk LRT Jakarta, menurut dia, sebenarnya pemprov DKI lebih mudah.

Karena, lanjut dia, pembangunannya berada di wilayah DKI Jakarta. Sehingga tidak butuh koordinasi dengan daerah lain. Apalagi tahap satu per hari ini sudah beroperasi secara komersial. Untuk itu BPTJ mendorong agar rencana perpanjangan LRT Jakarta mengkoneksikan jatingan transportasi rel lain bisa dipercepat.

"Agar angkutan LRT Jakarta juga bisa saling terhubung, jangan terputus sendiri," ujar dia.

Direktur Utama PT LRT Jakarta, Wijanarko mengatakan setelah LRT Jakarta fase I mulai beroperasi secara komersial, pihaknya juga memang telah menyiapkan pembangunan LRT Jakarta fase 2. Ia menjelaskan untuk LRT fase ke II dibagi menjadi 2A dan fase 2B.

Untuk LRT Jakarta fase 2A dari arah utara dari Stasiun Pegangsaan akan menghubungkan Stadion BMW atau Jakarta Internasional Stadium, yang saat ini sedang dibangun. Dan fase 2B dari arah selatan dari Velodrome akan menghubungkan Stasiun Manggarai. "Sehingga kalau terbangun semua, total jalurnya sepanjang 19 kilometer," kata Wijanarko.

Wijanarko menyebut pilihan LRT Jakarta fase 2 dengan menyambungkan ke Stasiun Manggarai. Ini untuk memperkuat rencana pemerintah menjadikan Stasiun Manggarai sebagai stasiun sentral. Sehingga semua pengguna angkutan berbasis rel akan terhubung di Stasiun Sentral Manggarai ini.

Ia menargetkan LRT Jakarta fase 2 rampung secara keseluruhan pada 2022 dan bisa beroperasi. Untuk saat ini, tahapan LRT Jakarta fase 2 diakui dia, baru tahapan membuat detail tekniknya. "Mudah-mudahan di 2020 nanti sudah bisa dimulai untuk groundbreakingnya," ujar dia.

Setelah dua hari pengoperasian komersial LRT Jakarta tahap I diakui Corporate Communication Manager PT LRT Jakarta, Melisa Suciati masih berjalan normal dan lancar. Meskipun ia melihat masih ada beberapa penumpang yang masih belum memahami proses pembelian ticket di stasiun LRT Jakarta.

"Masih banyak penumpang yang masih proses adaptasi  dari yang belum berbayar sampai berbayar," kata Melisa.

Dia menambahkan, pihaknya mengerahkan petugas di setiap sudut stasiun untuk membantu penumpang yang membutuhkan informasi pelayanan. Untuk jumlah penumpang, Melisa belum bisa merincinya karena baru akan dirilis sepekan setelah penerapan tarif ini.

"Data akan dirilis sepekan setelah operasional. Setelah seminggu berjalan nanti kami akan melakukan evaluasi, " ujar dia.

LRT Jakarta menerapkan beberapa syarat dan ketentuan penggunaan kartu tiket perjalanan atau yang biasa disebut sebagai single journey trip (SJT). Selain tarif perjalanan sebesar Rp 5.000 terdapat biaya deposit kartu sebesar Rp 15 ribu yang akan dikembalikan setelah pelanggan keluar dari area peron kereta.

Pengembalian deposit dapat  dilakukan via loket atau Passenger Agent Office (PAO) maupun Ticket Vending Machine (TVM) selama masih dalam jangka waktu pengembalian. "Masa waktu pengembalian deposit, tujuh hari sejak pelanggan tap out di stasiun, " kata dia menambahkan.

Bagi penumpang yang sudah memiliki Kartu Uang Elektronik (KUE) Bank DKI, Mandiri, BNI, BRI dan BCA,  bisa langsung menuju ke gerbang tiket untuk masuk ke area peron kereta. Saldo pelanggan pengguna Kartu Uang Elektronik akan terpotong sebesar Rp 5.000 ketika keluar dari area peron kereta.

Beroperasinya LRT Jakarta juga ditanggapi positif salah satu penumpang, Sri Wahyuni. Menurutnya, sekarang masyarakat tidak perlu khawatir lagi dengan situasi kemacetan karena pemerintah sudah berupaya menyediakan transportasi publik yang nyaman.

"Sekarang model transportasi umum sudah mulai nyaman dibandingkan naik kendaraan pribadi yang macet. Menurut saya, di Indonesia ini dengan adanya LRT sama MRT enggak kalah juga sama luar negeri," ujar Sri Wahyuni.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement