REPUBLIKA.CO.ID, KAJEN -- Bupati Pekalongan Asip Kholbihi menyatakan, membangun obyek wisata tidak bisa instan. Namun harus secara bertahap dengan mengedepankan aspek pemberdayaan masyarakat.
''Banyak sekali sektor yang harus dilibatkan. Dan yang lebih penting, bagaimana membangun peran aktif dan kesadaran masyarakat sekitar objek wisata untuk mendukung pengelolaannya,'' jelas Bupati Asip saat memberikan pembinaan kepada masyarakat dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sipare, Rabu (4/12).
Bahkan dia menyebutkan, peran pemerintah dalam membangun sektor pariwisata, lebih pada regulasi dan fasilitasi. Sedangkan aspek empowering atau pemberdayaannya, lebih tergantung pada masyarakat di sekitarnya.
Oleh karena itu, Bupati mengimbau masyarakat terutama yang tergabung dalam kelompok sadar wisata, untuk lebih meningkatkan peran dan kepedulian dalam mengelola dan memelihara objek wisata. ''Tak ada gunanya kita membangun obyek wisata, kalau masyarakatnya tidak ikut diberdayakan,'' jelasnya.
Dalam kesempatan itu Bupati juga menyatakan, saat ini Pemkab memang lebih progresif mengembangkan potensi-potensi wisata yang ada di daerahnya. ''Bahkan sepanjang tahun 2019, Pemkab sudah merintis pembukaan 20 destinasi wisata baru,'' jelasnya.
Bupati menilai pembangunan sektor pariwisata ini perlu didorong lebih kuat, mengingat dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi cukup signifikan.
''Pengembangan pariwisata, tidak hanya mendatangkan keuntungan bagi Pemkab berupa PAD. Lebih dari itu, perekonomian warga juga akan menggeliat karena transaksi ekonomi yang terjadi di sekitar obyek wisata,'' jelasnya.
Dia juga menyebutkan, potensi wisata alam yang ada di wilayah Kabupaten Pekalongan tergolong sangat besar. Kondisi ini sudah ditopang akses transportasi yang memadai, dengan dioperasikannya tol Trans Jawa yang melintas wilayah Kabupaten Pekalongan.
''Semua peluang ini menjadi potensi yang seharusnya bisa kita kembangkan bersama. Potensi ini hanya akan menjadi potensi, bila tidak ada upaya-upaya inovatif untuk memanfaatkannya,'' jelasnya.