Kamis 05 Dec 2019 00:48 WIB

Yandri Bantah Ada Tekanan untuk Pilih Zulhas Jadi Ketum PAN

Yandri mengklaim, mayoritas DPW dan DPD memang ingin mengusung Zulhas.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Andri Saubani
Yandri Susanto
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Yandri Susanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Yandri Susanto membantah kabar yang menyebut bahwa ada pihak yang menekan DPD dan DPW untuk memilih Zulkifli Hasan sebagai Ketua Umum PAN periode berikutnya. Menurutnya, yang terjadi adalah mayoritas DPW dan DPD memang ingin mengusung mantan Ketua MPR itu sebagai orang nomor satu di partai.

"Tidak ada yang menekan, Bang Zul itu didaulat oleh DPW dan DPD ntuk maju kembali kok. Ini bukan masalah pribadi Bang Zul, kalau mau jujur ya Bang Zul itu sudah berbuat banyak di partai," ujar Yandri di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (4/12).

Yandri menyebut, ada kemungkinan bahwa tekanan justru diberikan oleh calon ketua umum lain yang merasa dukungan untuk orang tersebut masih sedikit. Sehingga, isu-isu tersebut dapat membuat dukungan untuk Zulhas berkurang.

"Mungkin calon-calon yang lain, yang mau berkontestasi, karena dukungan kurang, itu punya potensi untuk menekan. Atau mengiming-imingkan sesuatu, kalau Bang Zul kan diminta," ujar Yandri.

Terkait tidak adanya sosok yang menjadi Ketua Umum PAN selama dua periode, Yandri menyebut itu hanyalah mitos. Sebab, hal tersebut tidak diatur dalam AD/ART partai.

"Saya kira orang kalau berpartai itu boleh berdebat keras, tapi ketika kita kembalikan kepada aturan main, selama aturan main tidak melarang, orang boleh saja," ujar Yandri.

Sementara itu, Ketua Komisi VIII DPR itu mengklaim, bahwa Zulhas saat ini sudah didukung oleh 28 DPW PAN. Ia yakin, jumlah dukungan untuk Wakil Ketua MPR itu akan terus bertambah jelang Kongres pada 2020.

"Jadi Bang Zul itu beda, kalau hari ini orang menyerang Bang Zul cukup satu periode, Bang Zul itu diminta (DPW dan DPD). Bukan dia maunya sendiri didaulat," ujar Yandri.

Sebelumnya, pendiri PAN Putra Jaya Husin mendengar adanya intimidasi dan ancaman ke kader agar Zulhas dipilih kembali sebagai ketua umum partai. Putra mengatakan, sudah berkomunikasi ke tim dari Zulkifli untuk mendapatkan klarifikasi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement