REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Terwujudnya 143 kawasan bebas sampah (KBS) tingkat RW pada 30 kecamatan di Kota Bandung menjadi pencapaian Gerakan ‘Kang Pisman’ (Kurangi, Pisahkan, Manfaatkan sampah) setahun ini. Kang Pisman merupakan program yang digulirkan Wali Kota Bandung Oded M Danial.
Data pencapaian program Kang Pisman itu disampaikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Badung Kamalia Purbani dalam gelaran Festival Kang Pisman di Sport Jabar Arcamanik, Kota Bandung, Jumat (6/12). Oded mencanangkan Kang Pisman sejak 17 Oktober 2018.
Petugas merapikan kerajinan olahan limbah plastik di salah satu stan pada Festival Kang Pisman di Youth Centre Sport Jabar, Jalan Pacuan Kuda, Arcamanik, Kota Bandung, Jumat (6/12).
Di tingkat kelurahan, pencapaiannya, telah terbentuk pemodelan KBS di 8 kelurahan, yakni Arcamanik, Sukaluyu, Neglasari, Cihaurgeulis, Babakan Sari, kebon Pisang, Kujang Sari, dan Gempol Sari. Kawasan tersebut telah mampu mengolah 32,94 ton sampah organik dan 26,96 ton sampah anorganik.
‘’Fokus KBS adalah memisahkan sampah. Mulai dari setiap rumah melalui kegiatan door to door education dan door to door collection,’’ ujarnya. Dalam menjalankan program itu, pihaknya memberikan dukungan sarana dan prasarana berupa gerobak sampah, bata terawang, dan wadah sisa makanan.
Tidak hanya di KBS, pengolahan sampah juga dilakukan melalui bank sampah. Sejak Kang Pisman hadir, bank sampah menjamur di seluruh wilayah. Saat ini terdapat 467 bank sampah dengan nasabah 9.689 orang, dengan total omset mencapai Rp 2,95 miliar. Bank sampah ini telah mengolah 1.692 ton sampah anorganik.
Petugas menunjukkan pupa lalat Black Soldier Fly (BSF) pada Festival Kang Pisman di Youth Centre Sport Jabar, Jalan Pacuan Kuda, Arcamanik, Kota Bandung, Jumat (6/12)
Selain itu, pengolahan sampah organik juga dilakukan di 14 lokasi, yang terdiri dari 11 pusat olah organik, dua pengolahan sampah dengan metode ‘black soldiers fly’atau maggot, dan satu pusat daur ulang di eks TPA Cibere berkapasitas 10 ton/hari. Secara keseluruhan, sampah organik yang telah diolah sebanyak 3.169 ton.
Menurut dia, ada pula 28 pengelolaan sampah mandiri oleh kegiatan komersial, kawasan pendidikan, rumah sakit, dan perkantoran. Total sampah terolah sebanyak 1.353 ton, atau 5,57 ton/hari selama rentang Maret sampai Oktober 2019.
Pada festival Kang Pisman ini, DLHK Kota Bandung memberikan Kang Pisman Award kepada lembaga, sekolah, pasar, terminal, dan pihak-pihak yang aktif mendukung. Kang Pisman Award mengadopsi penilaian Adipura skala kota. Dibagi dalam tiga kategori, yaitu kecamatan, pasar, dan terminal. Penilaian dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada bulan Mei 2019 dan Oktober 2019.
“Indikator penilaian sebagaimana halnya penilaian Adipura, akan tetapi lebih dititikberatkan lagi pada implementasi dari Kang Pisman yaitu pengelolaan sampah mulai dari sumber timbulan,” imbuhnya.
Kamalia juga menyampaikan terima kasih kepada tim Citarum Harum yang telah berkolaborasi dalam menjaga sungai-sungai di Kota Bandung. DLHK bekerja sama dengan Komandan Sektor 22 Citarum Harum, Kolonel Asep Rahman Taufik dalam memasang 43 jaring-jaring sampah di seluruh wilayah.
Kerja sama DLHK dengan Sektor 22 Citarum Harum juga mendapat bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat berupa 20 unit motor KLX, 30 unit motor sampah, dua unit dump truck, dan satu unit loader.
Wali Kota Bandung Oded M. Danial pun mengucapkan apresiasi setinggi-tingginya kepada semua pihak yang mendukung gerakan ini. Bagi Oded, Kang Pisman bukan sekadar upaya menyelamatkan lingkungan dari bom waktu sampah yang bisa meledak.
‘’Alhamdulillah, masyarakat merespons positif Kang Pisman. Bahkan di salah satu RW, ada yang sampahnya berkurang drastis dari enam truk menjadi dua truk. Sebanyak 4 truk sudah diolah melalui Kang Pisman. Ini luar biasa,’’ tutur Oded
Kang Pisman, tegas Oded, bukan saja bisa menyelesaikan urusan lingkungan dan sampah di Kota Bandung. Kata dia, Kang Pisman adalah spirit untuk terus membangun Bandung. Bukan hanya menghilangkan sampahnya dan banjirnya, tetapi juga hadir sebuah budaya baru di masyarakat.