REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Ulama dari India, Zakir Naik, menjadi salah satu tamu yang hadir dalam undangan Konferensi Tingkat Tinggi Kuala Lumpur (KL Summit) yang dibuka, Kamis (19/12). KTT yang akan berlangsung pada 19-21 Desember 2019 dihadiri oleh 450 delegasi dari 56 negara Muslim di dunia.
Dilansir di Free Malaysia Today, Kamis, ini merupakan penampilan pertama Naik di sebuah acara yang diorganisasi pemerintah semenjak dilarang berpidato di depan umum. Namun, Naik menolak berbicara kepada pers yang menghampirinya.
KTT KL hari ini akan dihadiri tiga kepala negara, yakni dari Turki Recep Tayyip Erdogan, dari Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, dan Presiden Iran Hassan Rouhani. Pesaing utama Iran, Arab Saudi, dan sekutunya memutuskan tidak hadir. Sementara, Imran Khan dari Pakistan memilih mundur di tengah tekanan dari Riyadh.
Naik mengungsi ke Malaysia setelah penyelidikan pencucian uang terhadapnya oleh otoritas India. Ia juga diselidiki oleh polisi Malaysia pada Agustus atas pernyataan yang dibuatnya di Kota Bharu, yang dianggap memicu perselisihan komunal. Naik membantah tuduhan itu.
Ia mengklaim umat Hindu Malaysia lebih loyal kepada Perdana Menteri India Narendra Modi daripada kepada Mahathir Mohamad. Dia menyebut Tionghoa Malaysia merupakan tamu di negara itu. Semenjak saat itu, polisi menangguhkan Naik untuk berbicara di depan umum.
Naik menerima dukungan dari Mahathir serta para pemimpin dari pemerintah sebelumnya atas upaya New Delhi untuk mengekstradisi dia dalam menghadapi persidangan di India. Dia mengklaim sebagai korban dari pemerintah Partai Bharatiya Janata (BJP) yang dipimpin Modi.