Jumat 20 Dec 2019 10:08 WIB

WHO Laporkan Penurunan Angka Pengguna Tembakau Tradisional

Penurunan angka pengguna tembakau mencakup rokok, cerutu, dan tembakau kunyah.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Produk tembakau. WHO melaporkan adanya penurunan angka pengguna tembakau, termasuk pengguna rokok, cerutu, dan tembakau kunyah.
Foto: Abdan Syakura_Republika
Produk tembakau. WHO melaporkan adanya penurunan angka pengguna tembakau, termasuk pengguna rokok, cerutu, dan tembakau kunyah.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK — Secara global, jumlah pria yang menggunakan produk tembakau tradisional dilaporkan mulai menurun. Tercatat, sebanyak empat dari lima pengguna tembakau di seluruh dunia adalah laki-laki.

“Ini menandai titik balik dalam perang melawan tembakau,” ujar kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, seperti dikutip AP, pada Kamis (19/12).

Baca Juga

Laporan terbaru WHO juga mencakup serangkaian penggunaan tembakau, termasuk rokok, cerutu, dan sebagai bahan untuk dikunyah. Namun, WHO tidak menganggap rokok elektronik atau dikenal sebagai vape sebagai produk tembakau.

Para pejabat WHO tidak bisa mengatakan apa dampak dari semakin populernya vape, yang mengalihkan orang-orang dari kebiasaan merokok tradisional. Meski demikian, mereka berencana untuk merilis laporan mengenai penggunaan rokok elektronik pada awal 2020 mendatang.

Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan adanya penurunan angka merokok laki-laki dan perempuan secara internasional. Namun, penurunan itu tidak cukup untuk mengimbangi pertumbuhan populasi dunia.

Jumlah pengguna tembakau perempuan tercatat mengalami penurunan sejak 2000. Namun, di saat bersamaan, jumlah pengguna tembakau laki-laki terus meningkat, dengan total mencapai lebih dari 1,3 miliar orang.

Hingga kemudian sejak tahun lalu, angka tersebut mulai menurun. WHO memperkirakan, saat ini jumlah pria yang menjadi pengguna tembakau akan menurun hingga lebih dari satu juta pada tahun depan, bahkan diprediksi terus menurus hingga mencapai lima juta pada 2025.

WHO mengatakan, penurunan tersebut secara khusus didorong oleh penurunan jumlah pria yang menggunakan tembakau tanpa asap. Laporan yang telah ada menemukan bahwa negara-negara di Asia Tenggara memiliki tingkat penggunaan tembakau tertinggi di dunia.

Tercatat sebanyak 45 persen laki-laki maupun perempuan berusia 15 tahun ke atas menjadi pengguna tembakau di Asia Tenggara. Meski demikian, persentase itu juga diproyeksikan menurun, menyusul data yang ada saat ini.

Alison Commar dari WHO mencatat penggunaan tembakau tanpa asap pernah menjadi umum di antara seluruh perempuan di India dan beberapa negara Asia lainnya. Namun, dalam beberapa waktu terakhir, penggunaan ini hanya terlihat pada perempuan di usia lebih lanjut.

“Sepertinya tradisi itu sekarat,” ujar Commar kepada wartawan.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement