REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Lembaga Sensor Film (LSF) Ahmad Yani Basuki beranggapan bahwa adegan ciuman sesama perempuan di film Star Wars terbaru tidak merepresentasikan LGBT. Sebab, secara keseluruhan adegan tersebut hanya merupakan euforia dari kemenangan setelah berperang.
"Film itu tidak mempromosikan LGBT seutuhnya,” ujar dia ketika dikonfirmasi Republika.co.id, Jumat (20/12).
Ketika ditanya terkait upaya pemotongan adegan perempuan berciuman di Star Wars: The Rise of Skywalker, Ahmad menjelaskan bahwa LSF akan memotong adegan, tergantung dari konteks yang dimaksud. Jika konteksnya hanya menunjukkan rasa menyayangi saudara seperti di saga terbaru Star Wars, pihaknya tidak memandang itu sebagai masalah.
"Itu tidak terkait dengan LGBT, hanya menunjukkan rasa keberhasilan, dan juga bukan sedang bermesum-mesum,” kata dia.
Ahmad menuturkan, dalam film yang menggambarkan Perang Bintang itu, semua tokoh mencurahkan ekspresinya dengan cara masing-masing. Dengan alasan tersebut, LSF tidak memandangnya sebagai promosi LGBT.
Ahmad mengklaim, hingga kini belum ada aduan terkait hal tersebut. Namun demikian, jika dirasa mengganggu masyarakat, pihaknya akan mempertimbangkan setiap upaya yang diperlukan.
“Apapun yang dilihat oleh masyarakat tentu menjadi perhatian kami,” jelas dia.
Ke depannya, menurut dia, pihak LSF akan melakukan koordinasi, terlebih jika adegan tersebut berhubungan dengan masyarakat secara langsung. Namun demikian, Ahmad tetap bersikukuh bahwa adegan ciuman sesama perempuan pejuang di kubu Resistance itu bukanlah sebuah promosi LGBT.
Sutradara dari Saga penutup trilogi Skywalker, JJ Abrams telah menyiratkan adanya adegan seperti itu ketika diwawancara oleh majalah Variety. Ia menganggapnya sebagai bentuk keterwakilan identitas penonton.
"Bagi saya, penting untuk membuat seluruh orang yang menonton film ini merasa terwakili dalam ceritanya, termasuk LGBTQ," ujar Abrams seperti dikutip laman The Sun.