REPUBLIKA.CO.ID, Sekali peristiwa di Thaif itu membekas dalam ingatan Rasulullah SAW. Bahkan, dalam sebuah hadits riwayat Imam Bukhari, Nabi Muhammad SAW ketika ditanya 'Aisyah, Adakah hari lain yang engkau rasakan lebih berat daripada hari di Perang Uhud?
Maka, jawab beliau, Ya, banyak hal berat yang aku terima dari perlakuan kaummu itu, dan yang paling berat ialah apa yang aku temui di Hari Aqabah dahulu. Nabi SAW merujuk pada peristiwa penyerangan masyarakat Thaif waktu itu.
Nabi Muhammad SAW mencontohkan uswah hasanah tentang ajaran kasih sayang. Bukan menyimpan dendam. Sebuah sikap dan tindakan menyayangi bahkan kepada mereka yang membenci dan memusuhi beliau sekalipun. Kekerasan tidak perlu dilawan dengan kekerasan yang sama. Melawan orang-orang aniaya tidak harus dengan tindakan yang sama.
Ajaran kasih sayang Nabi SAW juga mewarnai peristiwa Fathu Makkah. Ketika Kota Makkah berhasil dimenangkan kaum Muslimin, Nabi SAW berkata kepada orangorang yang pernah menganiayanya dahulu, Bagaimanakah menurut kalian, apakah yang akan kulakukan terhadapmu?
Kaum Quraisy yang aniaya itu menangis dan berkata, Engkau adalah saudara yang mulia, putra saudara yang mulia. Nabi kemudian bersabda, Pergilah kalian! Kalian adalah orang-orang yang dibebaskan. Semoga Allah mengampuni kalian (HR Thabari, Baihaqi, Ibnu Hibban, dan Syafi'i).
Abu Sufyan yang dikenal licik dan sangat memusuhi Nabi bahkan merasakan ajaran kasih sayang Nabi akhir zaman itu. Menyaksikan Abu Sufyan yang penuh ketakutan, kepada pamannya itu Nabi menyampaikan pesan Allah dalam Alquran, yang artinya, ... Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kamu. Mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu) dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang. (QS Yusuf: 92).
Nabi tak membalas kezaliman kaum kafir dengan kezaliman atau kekerasan, sebaliknya dengan siraman welas asih. Kasih sayang yang diteladankan Nabi SAW hendaknya diikuti segenap kaum Muslimin. Terhadap tumbuh-tumbuhan, hewan, dan alam sekitar pun orang yang beriman hendaknya selalu berkasih sayang.
Sabda Nabi, Barang siapa tidak menyayangi siapa (yang berada) di bumi, maka tidak menyayanginya siapa (yang berada) di langit. (HR ath- Thabarani, dishahihkan as-Suyuthi).
Contohnya, hewan yang hendak disembelih pun harus diperlakukan dengan sebaikbaiknya. Tidak boleh disakiti dan diperlakukan semaunya. Pisau yang digunakan pun harus tajam agar kematian yang akandirasakannya tak menyiksa. Ajaran ini memperkuat bukti, Islam merupakan agama yang mengajarkan nilai-nilai welas-asih.
Sifat kasih sayang terhadap sesama dan seluruh makhluk Allah lainnya merupakan wujud ihsan. Ihsan adalah kebajikan yang melampaui, sebagai pantulan dari kedekatan manusia terhadap Sang Khalik yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Nabi SAW bahkan mengajarkan rif'ah, yakni menyambung silaturahim kepada orang yang memutuskan tali silaturahim. Ajaran rif'ah ini merupakan kekayaan ruhani yang tinggi bagi setiap Muslim.
Dalam berdakwah pun harus dijiwai ajaran welas asih dan dihindari kekerasan atau pemaksaan. Menjalankan amar makruf dan nahi mungkar pun dilaksanakan dengan cara-cara yang makruf.