REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pompanisasi Sungai Bendung Kota Palembang Sumatera Selatan hanya dioperasikan saat terjadi hujan dan banjir.
"Dari 6 pompa penyedot air berkekuatan total 36.000 liter perdetik yang ada, tidak semuanya dihidupkan serentak alias tergantung kebutuhan saja," ujar kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera VIII, Birendrajana, Senin (30/12).
Pompanisasi Sungai Bendung diyakini dapat mereduksi banjir di Kota Palembang hingga 84 persen, yakni dengan mengurangi genangan eksisting banjir dari 285 hektare menjadi 46 hektare.
Serta mempersingkat lamanya genangan dari 16 jam pada tinggi genangan 30-70 sentimeter menjadi hanya tiga jam dengan ketinggian genangan 10-20 sentimeter.
Enam mesin pompa penyedot jika dioperasikan serentak membutuhkan tenaga listrik sebesar 5.500 KVA yang disuplai dari dua genset, kata dia, besaran suplai tersebut sebanding dengan cepatnya perpindahan air dari Sungai Bendung ke Sungai Musi saat air pasang.
"Tapi itu untuk kondisi ekstrem atau puncak banjir saja," Birendrajana menambahkan.
Sementara luas Daerah Aliran Sungai (DAS) Bendung sendiri tercatat mencapai 15,4 kilometer persegi dengan panjang sungai utama 5,4 kilometer yang bertipe major drain dan bermuara di Sungai Musi.
Ketinggian rata-rata lahan di sekitar DAS Bendung berkisar 2 meter hingga 18 meter di atas permukaan laut, sehingga untuk mereduksi banjir dibangun kolam retensi, tanggul sungai dan pompanisasi.
Terdapat enam kolam retensi yang telah dibangun sepanjang DAS Bendung, yakni Kolam Retensi Polda, Suka Bangun, Talang Aman, Ario Kemuning, IBA, dan Seduduk Putih.
Pompa Sungai Bendung akan menyedot air tampungan dari kolam-kolam retensi tersebut dengan kecepatan tinggi agar genangan banjir di pemukiman tidak bertahan lama.
Terdapat juga mesin penyaring sampah untuk menghalau sampah dari anak sungai agar tidak ikut tersedot, sebab adanya sampah berpotensi merusak sistem pompa.
Pompanisasi Sungai Bendung dibangun Kementrian PU PR sejak 2015 melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera VIII dengan biaya mencapai Rp230 miliar, saat ini pompa telah berfungsi penuh