Jumat 03 Jan 2020 16:02 WIB

2020, Pertamina Fokus Jaga Produksi Blok Terminasi

Upayanya adalah memasifkan pengeboran dan melakukan pemeliharan sumur.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Tahun 2020, Pertamina fokus jaga produksi blok terminasi salah satunya Blok Mahakam, Kutai Kartanegara. Foto Blok Mahakam, (ilustrasi).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Tahun 2020, Pertamina fokus jaga produksi blok terminasi salah satunya Blok Mahakam, Kutai Kartanegara. Foto Blok Mahakam, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) pada tahun ini akan fokus menjaga produksi blok-blok terminasi. Upayanya adalah memasifkan pengeboran dan melakukan pemeliharan sumur.

Direktur Hulu Pertamina, Dharmawan Samsu menjelaskan akan menaruh fokus terhadap pengembangan tiga blok migas terminasi yang baru dikelolanya dalam kurun waktu sejak dua tahun lalu melalui program Optimasi Pengembangan Lapangan-Lapangan (OPLL). Tiga blok tersebut adalah Sanga Sanga, Mahakam dan Attaka.

Dharmawan menjelaskan mengungkapkan bahwa potensi migas dari ketiga blok tersebut masih sangat menjanjikan. Meskipun sudah cukup berumur namun manajemen masih meyakini ketiga blok tersebut masih belum memasuki fase produksi kedua.

"Optimasi yang akan dilakukan diharapkan bisa menekan laju penurunan produksi atau bahkan bukan tidak mungkin mengkatrol produksi migas dari sana," ujar Dharmawan di Kementerian ESDM, Jumat (3/1).

Dharmawan juga menjelaskan untuk bisa mengoptimalisasikan produksi blok-blok ini, Pertamina membahas berbagai insentif dukungan dengan pemerintah. Ia menjelaskan Pertamina diberikan ruang untuk mengajukan insentif untuk bisa tingkatkan keekonomian dalam proyek pengembangan.

"Nah itu adalah bagaimana caranya supaya aset seperti Sanga Sanga itu bisa dikembangkan meski dia sudah usianya cukup lanjut. Jadi ada tiga hal. Dia (Sanga-Sanga) harus mendapatkan insentif supaya keekonomian ya masuk," kata Dharmawan.

Pemerintah kata Dharmawan sudah memberikan lampu hijau kepada Pertamina untuk melaporkan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat pengembangan blok terminasi tersebut bisa sesuai keekonomian dan berdampak pada peningkatan produksinya.

"Ada yang namanya commercial break through. Jadi gini kalau misalnya Pertamina merasa ini nggak ekonomis jangan diam saja gitu. Datanglah ke pemerintah, Pak ini bisa ekonomis kalau misalnya dikasih ini semacam kayak gitu. Dan pemerintah akan fair ini bisa ini nggak, bisa per proyek," jelas Dharmawan.

Beberapa insentif yang diajukan Pertamina diantaranya seperti memberikan split atau bagi hasil tambahan, perizinan dipermudah kemudian bisa juga sewa aset negara yang diberikan keringanan harga. "Supaya lapangan-lapangan ini gas nya masih bisa di ekstrak dengan biaya yang lebih rendah sehingga keekonomiannya terjaga sehingga didapatkan produksi yang baik," ujar Dharmawan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement