Sabtu 04 Jan 2020 18:48 WIB

Nelayan Natuna tak Lagi Khawatir Melaut

Perairan Natuna sudah sepi nelayan asing setelah dikawal pasukan TNI.

Red: Nur Aini
KRI Teuku Umar-385 melakukan peran muka belakang usai mengikuti upacara Operasi Siaga Tempur Laut Natuna 2020 di Pelabuhan Pangkalan TNI AL Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Jumat (3/1/2020).
Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO
KRI Teuku Umar-385 melakukan peran muka belakang usai mengikuti upacara Operasi Siaga Tempur Laut Natuna 2020 di Pelabuhan Pangkalan TNI AL Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Jumat (3/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, NATUNA -- Nelayan di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau kini mengaku tak khawatir lagi untuk turun melaut. Hal itu karena pasukan TNI sudah siaga 24 jam mengawal laut Natuna dari aktivitas kapal nelayan asing yang menjarah ikan di perairan tersebut.

"Untuk saat ini Alhamdulillah, penjagaan di laut Natuna sudah dimaksimalkan oleh KRI, itulah harapan kami selama ini," kata Ketua Nelayan Ranai, Natuna, Herman, Sabtu (4/1).

Baca Juga

Bahkan, kata Herman, berdasarkan informasi yang ia terima, saat ini laut Natuna sudah mulai terpantau sepi dengan nelayan asing. Sejak beberapa hari terakhir, wilayah perbatasan itu telah dimasuki puluhan kapal asing.

Kondisi itu, lanjutnya, membuat nelayan lokal merasa tenang sekaligus senang untuk kembali mengais rezeki di laut. Keberadaan nelayan asing di laut Natuna sempat membuat ciut nyali nelayan lokal, mengingat mereka kerap diintervensi.

"Tapi 99 persen nelayan tetap belum dapat melaut, karena cuaca buruk. Kemungkinan akhir bulan ini, itu pun kalau cuaca memungkinkan," ujarnya.

Pihaknya mengharapkan ke depan pengamanan di laut Natuna dapat ditingkatkan. Pemerintah pusat pun diharapkan membantu nelayan setempat dengan alat telekomunikasi berupa radio panggil yang mampu menjangkau jarak jauh.

Selain itu, pemerintah turut diminta membuat jalur komunikasi khusus bersama KRI. Hal itu agar jika sewaktu-waktu ada kapal asing, maka para nelayan bisa menghubungi langsung ke kapal perang tanpa menunggu pulang ke daratan.

"Sehingga informasi tersebut dapat disampaikan secara cepat ke pihak KRI dan pengawas lainnya. Kenapa demikian, karena pada waktu nelayan kita ke laut, sinyal HP tidak terjangkau," ujarnya pula.

Kendati demikian, pihaknya juga memahami keterbatasan armada KRI dan operasionalnya. Karena itu, salah satu solusinya pemerintah memberi alat komunikasi yang memadai sehingga bermanfaat bagi nelayan Natuna.

Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) Laksamana Madya Yudo Margono telah mengimbau agar nelayan Natuna tidak cemas atas keberadaan kapal ikan asing dan Coast Goard China karena TNI hadir di laut Natuna.

"Tetap saja melaut, di sini kan ada kapal perang, bisa infokan pada kami," ujarnya pula.

Justru sebaliknya, nelayan sebaiknya menjadi mata dan telinga aparat keamanan, khususnya TNI Angkatan Laut.

"Mungkin dengan kondisi laut kita yang luas, itu tidak bisa dijangkau oleh KRI kita saat ini, kan jumlahnya terbatas," kata dia.

Ia juga meyakinkan masyarakat dan nelayan untuk terus berkoordinasi dengan TNI maupun Bakamla yang berada di laut Natuna.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement