Ahad 05 Jan 2020 06:46 WIB

Banjir dan Longsor, 53 Orang Meninggal di Tiga Provinsi

Banjir dan longsor di Kabupaten Bogor menjadi yang paling banyak memakan korban jiwa.

Kondisi Desa terdampak longsor dan banjir bandang di Desa Adat Urug, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (4/1/2020).
Foto: Yulius Satria Wijaya/ANTARA FOTO
Kondisi Desa terdampak longsor dan banjir bandang di Desa Adat Urug, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (4/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Curah hujan yang tinggi dalam tiga hari belakangan menyebabkan banjir dan longsor terjadi di tiga provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Hingga hari ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mencatat sebanyak 53 orang meninggal akibat bencana di tiga provinsi tersebut.

"Korban meninggal dunia tercatat per 4 Januari 2020, pukul 10.00 WIB menjadi 53 orang dan satu orang hilang," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi BNPB Agus Wibowo, Sabtu (4/1).

Baca Juga

Banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Bogor menjadi yang paling banyak memakan korban jiwa, yaitu sebanyak 16 orang. Adapun jumlah pengungsi saat ini sebanyak 621 kepala keluarga, yang terdiri atas 2.173 jiwa.

"Penambahan korban meninggal dunia terjadi di Kabupaten Lebak dan Kabupaten Bogor. Untuk Kabupaten Bogor, lima orang meninggal, namun identitas masih belum diketahui," ujar Agus.

Dia menambahkan, total pengungsi dari ketiga provinsi tersebut sebanyak 39.627 kepala keluarga, terdiri atas 173.064 jiwa. Saat ini, Kepala BNPB Kepala BNPB Letjen Doni Monardo bersama Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy melakukan pemantauan bencana banjir dan menyambangi pengungsi di wilayah Lebak, Banten, dan Bogor.

Banjir yang terjadi pada tahun baru disebabkan oleh curah hujan tinggi, yakni sekitar 350 mm, sementara daya tampung sungai hanya sekitar 60-100 mm. Pada hari pertama musibah banjir melanda Jabodetabek, proses evakuasi berjalan sulit karena hujan lebat yang terus-menerus. Apalagi, musim liburan membuat sumber daya untuk tim penyelamat berkurang. n ratna ajeng tejomukti/nawir arsyad akbar, ed: mansyur faqih

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
سَيَقُوْلُ الْمُخَلَّفُوْنَ اِذَا انْطَلَقْتُمْ اِلٰى مَغَانِمَ لِتَأْخُذُوْهَا ذَرُوْنَا نَتَّبِعْكُمْ ۚ يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّبَدِّلُوْا كَلٰمَ اللّٰهِ ۗ قُلْ لَّنْ تَتَّبِعُوْنَا كَذٰلِكُمْ قَالَ اللّٰهُ مِنْ قَبْلُ ۖفَسَيَقُوْلُوْنَ بَلْ تَحْسُدُوْنَنَا ۗ بَلْ كَانُوْا لَا يَفْقَهُوْنَ اِلَّا قَلِيْلًا
Apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan, orang-orang Badui yang tertinggal itu akan berkata, “Biarkanlah kami mengikuti kamu.” Mereka hendak mengubah janji Allah. Katakanlah, “Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami. Demikianlah yang telah ditetapkan Allah sejak semula.” Maka mereka akan berkata, “Sebenarnya kamu dengki kepada kami.” Padahal mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali.

(QS. Al-Fath ayat 15)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement