Selasa 07 Jan 2020 15:15 WIB

Di Balik Senyum Manis Reynhard Sinaga

Korban justru mengenal Reynhard sebagai pria ramah senyum yang memberinya bantuan.

Reynhard Sinaga
Foto: EPA-EFE/GREATER MANCHESTER POLICE
Reynhard Sinaga

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rizky Jaramaya, Lintar Satria Arif Satrio Nugroho, Antara

Rumah kediaman orang tua terpidana seumur hidup Reynhard Sinaga, Saibun Sinaga, di Jalan Dahlia Kelurahan Depok Kecamatan Panmas Kota Depok Jawa Barat terlihat sepi. Padahal sang anak Reynhard tiba-tiba populer setelah vonisnya dijatuhkan di pengadilan Inggris. Reynhard didakwa terbukti melakukan perkosaan terhadap puluhan pria.

"Benar itu rumah Pak Saibun sudah empat tahun lalu mereka tinggal di sini," kata Ketua RT3/11 Abraham Jonathans ketika ditemui di Depok, Selasa (7/1).

Di rumah seluas 3 hektare itu juga dibangun Gedung Pertemuan yang disewakan untuk umum. Rumah yang didominasi warna abu-abu ini ditumbuhi oleh berbagai tanaman dan juga pohon rambutan yang sedang berbuah.

Abraham mengaku beberapa kali berjumpa dengan Saibun terakhir waktu pemilihan presiden di TPS. "Ya ngobrol-ngobrol saja waktu itu," katanya.

Abraham juga mengatakan belum pernah bertemu dengan Reynhard selama keluarga Saibun pindah ke sini.

"Cuma Pak Saibun pernah cerita ada anaknya yang kuliah di Inggris. Itu saja," ujarnya.

Selain di Jalan Dahlia Depok lama, rumah Saibun juga ada di Jalan Dahlia 1 Beji Timur Depok.

Reynhard dinyatakan bersalah karena telah memperkosa dan melakukan pelecehan seksual terhadap 48 pria. Namun polisi meyakini Reynhard telah memperkosa sedikitnya 190 korban. Hal ini diketahui dari rekaman video yang disimpan oleh Reynhard.

Reynhard menyasar pria yang berusia di awal 20 tahunan yang sering datang ke klub malam di sekitar apartemennya. Biasanya dia mendekati korbannya yang sedang dalam keadaan mabuk. Beberapa korban tidak mengingat percakapan mereka dengan Reynhard. Namun, beberapa korban lainnya dapat mengingat bahwa mereka diberi minuman dan kemudian pingsan.

Para korban sebagian besar adalah heteroseksual. Ian Rushton dari  Crown Prosecution Service mengatakan, Reynhard memiliki kesenangan khusus dalam memangsa pria heteroseksual. Sebagian besar korbannya tinggal di Manchester dan 26 di antaranya adalah mahasiswa.

Para korban bersaksi, Reynhard memiliki kesan ramah dan baik hati. Dia menunjukkan dirinya sebagai seorang akademisi dan kerap pergi ke gereja. Reynhard memiliki bertubuh kurus dan pendek.

Secara fisik dia tampak tidak berbahaya. Bahkan, beberapa korban mengingat bahwa Reynhard banyak tersenyum.

Dilansir BBC, salah satu korban sedang menunggu pacarnya di luar klub malam Fifth Manchester ketika didekati oleh Reynhard. Pria itu diundang ke apartemen Reynhard sambil menunggu pacarnya. Namun korban tidak mengingat apapun setelah diberikan minuman.

Seorang pria lain menggambarkan bahwa dia didekati oleh seorang pria muda Asia yang diidentifikasi sebagai Reynhard. Ketika itu ponsel korban dalam keadaan mati dan dia ingin memesan taksi. Reynhard datang mendekatinya dan menawarkan mampir ke apartemennya untuk mengisi daya baterai ponsel tersebut.

"Saya pikir saya dapat mengingat percakapan, 'Apakah Anda ingin masuk dan mengisi baterai telepon Anda dan melakukan obrolan singkat'," kata korban yang tidak disebutkan namanya kepada pengadilan.

Korban menambahkan, selama percakapan Reynhard menunjukkan diri sebagai orang yang jujur dan memiliki motivasi dalam penelitian akademik. Korban mengatakan kepada pengadilan bahwa, dia ditawari minuman. Setelah menenggak minuman itu, korban tidak dapat meningat apapun hingga keesokan paginya.

Ketika bangun di pagi hari, korban merasa bingung dan segera pergi dari apartemen Reynhard. Korban tidak mengetahui bahwa dirinya telah diperkosa.

Korban lainnya ingat bahwa teman-temannya telah menaikkan dirinya ke sebuah taksi di luar klub. Kemudian, dia terbangun di apartemen yang aneh. Ketika korban bertanya kepada Reyhnard apa yang terjadi, Reynhard menggambarkan telah memberikan perawatan dan tempat berlindung setelah menemukannya terbaring di jalan. Korban percaya bahwa Reynhard memiliki hati yang baik karena telah merawatnya.

photo
Rumah orang tua Reynhard Sinaga di Jl Dahlia, Pancoran Mas, Kota Depok

Obat GHB

Korban Reynhard bisa tidak mengingat sama sekali apa yang telah terjadi karena faktor obat yang diberi pelaku. Obat tersebut adalah GHB atau gamma-hydroxybutyrate.

 

Kasus Reynhard membuat Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel menyerukan peninjauan kendali obat-obatan seperti GHB. Walaupun kerap disebut obat pemerkosa, GHB sebenarnya juga kerap digunakan untuk rekreasi dan sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.

GHB memang lebih umum bagi laki-laki homoseksual selama chemsex. Situs New Scientist mendefinisikan chemsex sebagai hubungan seks dengan obat atau narkoba bisanya melibatkan kristal metamfetamina (sabu-sabu), GHB atau mephedrone.

GHB tidak eksklusif bagi laki-laki homoseksual karena juga digunakan para heteroseksual. Tapi pemerkosa menggunakan GHB sebagai senjata.

GHB terpisah tapi cukup dekat dengan GBL (gamma-butyrolactone). Obat itu dijual secara legal untuk industri. GBL digunakan industri untuk memperantarai dua bahan kimia. Bagi manusia dapat digunakan sebagai narkoba karena memiliki sifat seperti barbiturat. Yauitu, obat penenang yang mengurangi aktivitas otak.  

Kedua obat itu dikenal sebagai G. Keduanya berbentuk cairan, tak berbau dan dicampur dengan minuman ringan atau ditelan.

G dapat membuat penggunanya merasakan euforia dan meningkatkan rangsangan seksual. Tapi meningkatkan dosisnya walaupun hanya sedikit bisa fatal.

Overdosis G mudah terjadi bila dicampur alkohol atau obat lainnya. Dapat membuat orang tak sadarkan diri, kejang-kejang dan berhenti bernafas.

"Obat ini mengandung resiko besar ketika orang mencoba menggunakannya untuk hiburan, jika Anda mengambil satu tetes ekstra GHB maka 20 menit kemudian Anda akan tidak sadarkan diri," kata Profesor Adam Winstock, pendiri Global Drug Survey.  

Menurut Winstock, GHB obat yang sulit dan mahal untuk dilacak. Saat ini juga belum diketahui secara pasti berapa pemerkosaan dan pelecehan seksual yang melibatkan GHB.

Sebelum Reynhard, kasus terkenal yang melibatkan GHB adalah kasus pembunuhan berantai Stephen Port. Port dihukum seumur hidup pada tahun 2016 karena merancuni empat laki-laki muda dengan dosis obat yang mematikan.  

Sejak tahun 2003 Undang-undang Penyalahgunaan Obat Inggris memasukkan GHB sebagai narkoba Kelas C. GBL memang legal bagi industri tapi juga masuk narkoba Kelas C sehingga siapa pun yang memasok atau memilikinya dan diyakini akan mengonsumsinya, dinyatakan melanggar hukum.

photo
Kepsek SMAN 1 Kota Depok, Supiyana sedang memperlihatkan ijazah SMAN Reynhard Sinaga

Sifat Psikopati

Perilaku Reynhard dalam tinjauan psikologis sudah masuk dalam kategori psikopat. "Secara umum yang dialami Reynhard itu psikopati, yakni orang yang mengesampingkan penderitaan orang lain, tidak punya empati. Dia menikmati penderitaan orang lain. Dia tidak punya rasa belas kasihan," ujar pengajar Psikologi UGM, Bagus Riyono saat dihubungi.

Seorang psikopat, disebut Bagus cenderung menikmati tindakan jahat yang ia lakukan, bahkan bangga. Seringkali, psikopat tidak menganggap apa yang dilakukannya sebagai tindakan kejahatan.

Hal inilah yang diduga dialami Reynhard. Pasalnya, kepada otoritas Inggris, Reynhard tak mau mengaku bersalah. Ia mengklaim, pemerkosaan yang ia lakukan merupakan hubungan suka sama suka.

Intelektualitas Reynhard juga dianggap tidak berbanding lurus dengan perilaku kriminalnya. Reynhard yang melupakan alumni UI di bidang arsitektur itu diketahui tengah menempuh doktoral di Manchester. Namun, di Inggris, Reynhard justru terbukti melakukan pemerkosaan.

"Jadi kecerdasan itu tidak berhubungan dengan moralitas. Jadi dalam ilmu psikologi, kecerdasan bisa digunakan untuk kebaikan dan kejahatan," ujar Bagus.

Banyak di antara korban Reynhard berjenis kelamin pria, 48 di antaranya telah mengaku menjadi korban. Bagus pun menilai, orientasi seksual Reynhard bukan menjadi permasalahan utama dalam kasus ini. Namun, sifat psikopati Reynhard justru yang mendorong Reynhard melakukan tindakan pemerkosaan itu.

"Ini bukan sekadar orientasi seksual, ini sudah sangat mengerikan. Kejahatan luar biasa. Dia bahkan terbukti melakukan perencanaan dan sebagainya," kata dia.

Bagus tak mau menduga-duga faktor yang memengaruhi orientasi seksual dan tindakan pemerkosaan oleh Reynhard. Menurutnya, hal tersebut harus diselidiki per kasus. "Kapan tumbuh psikopati itu bisa dilacak ke masa lalu Reynhard secara khusus," ujar dia.

Dalam hal melacak masa lalu Reynhard, Bagus menilai, kepolisian Inggris bisa bekerja sama dengan polisi indonesia.

Dari perspektif korban, Bagus menilai, korban perlu mendapatkan konseling yang serius. Terlebih, banyak di antara korban yang tak menyadari menjadi korban pemerkosaan lantaran terpengaruh bius yang diberikan Reynhard. Sejumlah korban lainnya bahkan mengalami depresi.

"Korban membutuhkan konseling dan terapi. Ini peristiwa luar biasa yang menimbulkan trauma dan terapi yang membutuhkan konseling psikologis. Itu memang harus ditangani serius, karena ada informasi juga ada kecenderungan bunuh diri," ujar dia menambahkan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement