Selasa 07 Jan 2020 17:20 WIB

Karena Jilbab, Muslimah di AS Terima Permintaan Maaf

Seorang manajer memulangkan muslimah di AS karena berjilbab.

Seorang manajer memulangkan muslimah di AS karena berjilbab. Foto: Wanita  berjilbab / Ilustrasi
Foto: .
Seorang manajer memulangkan muslimah di AS karena berjilbab. Foto: Wanita berjilbab / Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,TEXAS -- Seorang Muslimah memperjuangkan haknya untuk mengenakan jilbab untuk bekerja di sebuah restoran cepat saji Chicken Express di Fort Worth, Texas, Amerika Serikat. Stefanae Coleman berjuang dengan menggunakan kekuatan media sosial.

Ia mengunggah sebuah video di Twitter pekan lalu yang memperlihatkan saat ia berdiskusi dengan manajernya tentang jilbab yang ia kenakan. Coleman mengatakan, manajernya memulangkannya lantaran ia berjilbab.

Video yang diunggah wanita berusia 22 tahun itu menjadi viral. Lebih dari 635.000 orang telah melihatnya. Ia menggunakan video itu sebagai kesempatan untuk menjelaskan kepada sang manajer alasan ia mengenakan jilbab.

"Pekerjaan anda adalah pekerjaan anda dan tidak ada hubungannya dengan agama," kata manajer tersebut dalam video yang diunggah Coleman, seperti dilansir di The Grio, Selasa (7/1).

Coleman menegaskan kepada sang manajer bahwa ia membaca buku pegangan. Di buku tersebut, kata dia, tidak dikatakan apapun tentang larangan mengenakan penutup kepala sesuai ajaran agama. Namun, sang manajer bersikukuh bahwa Coleman harus mengikuti kebijakan seragam Chicken Express dan tidak melibatkan hal lain.

Dalam video tersebut, Coleman mengungkapkan bahwa mulai bekerja untuk restoran tersebut pada Oktober lalu dan telah jujur dengan manajernya soal agamanya. Ia mengatakan, sesuai buku pegangan tersebut, ada kesempatan yang sama untuk setiap agama.

Seorang pengacara untuk pemilik waralaba Chicken Express, Rhett Warren, merilis pernyataan kepada ABC News yang berisi soal dukungan terhadap kebebasan beragama Coleman. Ia menyayangkan bahwa manajer tersebut tidak mempertimbangkan kebebasan beragama.

Dalam pernyataannya, ia mengatakan bahwa Coleman tidak menghadapi diskriminasi karena keputusannya mengenakan jilbab atau karena menjadi Muslim. Namun, menurutnya, keputusan manajer mengirim Coleman ke rumah karea mengenakan jilbab adalah karena kurangnya pelatihan.

"Manajer itu menggunakan interpretasi yang ketat terhadap kebijakan perusahaan yang tidak mengizinkan pengembangan dari seragam karyawan standar, dan dia, sayangnya, tidak mempertimbangkan kebebasan beragama," demikian pernyataan Warren.

Atas kejadian ini, Warren mengatakan bahwa Coleman diberi kompensasi atas jam-jam yang hilang ketika ia dipulangkan. Coleman juga bisa bekerja kembali dan diizinkan untuk mengenakan jilbabnya.

"Permintaan maaf dibuat untuk Ms. Coleman atas kesalahan ini. Waralaba Chicken Express sedang menangani masalah ini melalui pelatihan tambahan, dan Ms. Coleman telah diminta untuk berpartisipasi dalam mengembangkan pelatihan sehingga kesalahan seperti ini tidak akan terjadi lagi," lanjut pernyataan itu,

Selanjutnya, disebutkan bahwa sang manajer telah ditegur karena keputusannya, dan dia akan menerima pelatihan lebih lanjut tentang bagaimana menangani situasi yang sama di masa depan.

Kepada ABC News, Coleman mengatakan bahwa tanggapannya terhadap instruksi manajer itu berpotensi untuk dapat membantu wanita lain sepertinya. Ia berharap situasi demikian membantu karyawan lain agar kuat dan memperjuangkan hak-haknya. Ia juga berharap pengusaha mempelajari kembali soal makna jilbab bagi wanita Muslim. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement