Sabtu 18 Jan 2020 02:08 WIB

Bantul Tingkatkan Pengembangan Anggur Lokal

Bantul akan meningkatkan kualitas varietas anggur lokal.

Red: Nur Aini
Anggur (ilustrasi)
Foto: rmqld.com.au
Anggur (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan berupaya meningkatkan produktivitas dan memperluas pengembangan tanaman anggur menyusul pengakuan dari Kementerian Pertanian atas varietas anggur lokal khas Bantul.

"Upayanya yang jelas intensifikasi dan ekstensifikasi, intensifikasinya melalui peningkatan kualitas seandainya memang varietas anggur yang sekarang ini ada di Bambanglipuro masih bisa ditingkatkan produktivitasnya," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Bantul Helmi Jamharis di Bantul, Jumat (17/1).

Baca Juga

Pada Kamis (16/1), Pemkab Bantul menerima sertifikat Tanda Daftar Varietas Lokal tanaman anggur dari Kementan. Dengan sertifikat itu, varietas anggur Bantul yang dinamakan Satriya Tamansari 1 telah terdaftar di Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kementan.

Sekda mengatakan, kemudian dari sisi ekstensifikasi, harapannya budi daya tanaman anggur yang dilaksanakan masyarakat Plumbungan, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, bisa juga dilaksanakan wilayah lain di Bantul yang memang memiliki karakteristik sama.

"Sehingga diharapkan anggur lokal itu bisa menjadi model atau bisa menjadi buah yang khas untuk Kabupaten Bantul, harapannya tidak hanya ada di Bambanglipuro saja, tetapi juga ada di wilayah-wilayah yang lain," katanya.

Menurut dia, wilayah-wilayah lain yang menjadi sasaran perluasan tanaman anggur varietas lokal bisa dengan melihat kekompakan atau kebersamaan masyarakat yang telah terbangun di desa tersebut. Hal itu dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian.

"Ya akan memperluas, mungkin dengan memanfaatkan adanya kampung KB (Keluarga Berencana) yang itu sudah merupakan embrio dari kebersamaan masyarakat membangun pedukuhannya, dan kita bisa masuk ke sana," katanya.

Menurut dia, dalam intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian tersebut juga perlu ada pendampingan dari Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan Bantul. Sehingga masyarakat selalu bersemangat dalam menghadapi setiap persoalan dalam kegiatan pengembangan pertanian tersebut.

"Yang namanya berusaha itu bisa dilaksanakan oleh siapapun. Seperti halnya kerajinan, meski di Wijirejo Pandak ada kampung batik, tapi wilayah lain yang tidak memiliki khas batik juga ada kegiatan mengembangkan batik, jadi pokoknya dimanapun cocok bisa dilaksanakan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement