Sabtu 18 Jan 2020 20:59 WIB

Polisi Terus Selidiki Motif Siswi SMP Bunuh Diri di Jaktim

Polisi masih menyelidiki motif siswi SMP 147 Jakarta Timur yang diduga bunuh diri.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Bayu Hermawan
Bunuh diri (ilustrasi)
Foto: factretriever
Bunuh diri (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polres Metro Jakarta Timur masih menyelidiki motif SN, siswi SMP 147, Ciracas, Jakarta Timur, melompat dari lantai empat gedung sekolahnya. Pihak kepolisian telah memeriksa sejumlah saksi, baik dari pihak sekolah, teman dan keluarga korban.

"Motifnya kami masih melakukan pendalaman lagi, kita masih melakukan klarifikasi kepada pihak-pihak yang punya kaitan, punya hubungan baik pertemanan dan hubungan keluarga dengan korban," ujar Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur, AKBP Hery Purnomo, Sabtu (18/1).

Baca Juga

"Semua informasi yang ada itu akan menjadi bahan untuk penyelidikan kami. Namun saat ini kami belum memastikan penyebabnya atau motif korban melakukan bunuh diri itu apa," ujarnya.

Hery menuturkan, pihaknya juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Ia menjelaskan, dari hal tersebut diduga korban sudah memiliki niat untuk melompat dari lantai empat gedung sekolah.

"Kita lakukan olah TKP di SMPN 147 Ciracas, di situ kita melihat memang ada bangku yang digunakan korban untuk naik ke atas tembok. Ada saksi juga yang melihat posisi kaki korban itu ada di luar tembok. Nah, ini dari hasil penyelidikan kita, bisa kita pastikan bahwa korban ini sudah ada niat untuk melakukan bunuh diri seperti itu," jelasnya.

Meski demikian, ia menegaskan, pihaknya masih akan melakukan penyelidikan lebih mendalam lagi untuk mencari tahu ada atau tidaknya unsur bullying yang dialami korban.  Seperti diberitakan sebelumnya, seorang siswi SMP 147 Ciracas, Jakarta Timur berinisial SN meninggal dunia usai melompat dari lantai empat sekolahnya, Selasa (14/1) lalu. Korban sempat menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur usai insiden itu. Namun, SN menghembuskan nafas terakhirnya, Kamis (16/1).

Awalnya kejadian itu dianggap sebagai sebuah kecelakaan. Sehingga tidak ada pihak yang melaporkan kejadian tersebut kepada polisi. Namun, setelah korban meninggal, baru insiden tersebut dilaporkan ke kepolisian. Polisi menyebut, ada indikasi bunuh diri dalam insiden tersebut.

"Setelah kita lakukan penyelidikan ternyata memang ada indikasi yang melakukan bunuh diri. Cuma motifnya apa, ini sedang kita selidiki," ujar Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Hery Purnomo saat dikonfirmasi, Jumat (17/1).

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement