Senin 20 Jan 2020 15:15 WIB

Pneumonia Misterius Wuhan yang Sudah Merebak Keluar China

Pneumonia Wuhan sudah mengakibatkan tiga orang meninggal dunia.

Seorang warga berjalan di pasar hidangan laut Huanan di Wuhan, China. Pemerintah China pada Senin (20/1) melaporkan peningkatan tajam jumlah penderita pneumonia akibat virus korona.
Foto: Kyodo News via AP
Seorang warga berjalan di pasar hidangan laut Huanan di Wuhan, China. Pemerintah China pada Senin (20/1) melaporkan peningkatan tajam jumlah penderita pneumonia akibat virus korona.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Kamran Dikarma, Dwina Agustin, Desy Susilawati

Korea Selatan (Korsel) telah mengarantina seorang warga Wuhan, China, yang diyakini mengidap pneumonia misterius akibat virus korona jenis baru. Dia diisolasi setelah tiba di bandara internasional Incheon pada Ahad (19/1).

Baca Juga

Warga Wuhan tersebut mengalami demam tinggi. "Pasien yang dikonfirmasi diidentifikasi dalam fase karantina dan tidak ada paparan komunitas. Mereka yang telah melakukan kontak, termasuk penumpang dan awak pesawat, saat ini sedang diselidiki," kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korsel (KCDC) pada Senin (20/1).

KCDC mengatakan warga Wuhan itu telah memberitahunya tentang apa saja yang dirasakannya. Selain demam, dia pun merasa kedinginan dan nyeri otot. Pemerintah kota dan provinsi Korsel akan mengoperasikan sistem karantina darurat sepanjang waktu, termmasuk selama liburan Imlek yang dimulai akhir pekan ini.

Penyebaran penyakit pneumonia misterius yang disebabkan virus korona jenis baru kian merebak di Wuhan. Warga yang mengidapnya melonjak dari 62 orang menjadi lebih dari 200 orang. Tiga di antaranya berada di Thailand dan Jepang.

Tak hanya di Wuhan, penyakit tersebut juga telah menyebar ke beberapa kota China lainnya. Dua warga Shenzhen dan seorang warga Shanghai dilaporkan turut menderita pneumonia misterius itu. Jumlah korban meninggal akibat virus korona jenis baru pun telah bertambah menjadi tiga orang.

Komisi Kesehatan Nasional China telah mengatakan meningkatkan upaya penanggulangan penyebaran penyakit pneumonia misterius menjelang perayaan Imlek. "Komisi kami akan meningkatkan kewaspadaan selama Festival Musim Semi, memperhatikan dengan cermat perkembangan dan perubahan epidemi, dan mengarahkan penerapan langkah-langkah pencegahan serta pengendalian," kata Komisi Kesehatan Nasional China pada Ahad.

Penyakit pneumonia misterius mulai terdeteksi di Kota Wuhan pada Desember lalu. Pneumonia itu disebabkan virus korona jenis baru. Virus korona adalah keluarga virus yang menyebabkan berbagai penyakit dengan beragam tingkat keparahan, mulai dari pilek hingga sindrom pernapasan akut mematikan atau SARS.

Dari enam virus korona manusia yang diketahui sebelumnya, empat di antaranya umum dan hanya menyebabkan gejala pernapasan kecil seperti flu. Sementara dua lainnya adalah SARS dan MERS. Lebih dari 700 orang telah terbunuh akibat SARS. Sedangkan MERS menyebabkan 449 orang tewas pada 2015, dikutip dari Reuters.

photo
Warga menggunakan masker untuk menghindari penyebaran virus pneumonia di pusat kota Tokyo, Kamis (16/1). Pemerintah Jepang meminta pengecekan kesehatan warganya yang baru kembali dari China setelah muncul wabah pneumonia di Kota Wuhan, China.

China sudah melaporkan kenaikan tajam jumlah orang yang terinfeksi virus corona baru. Otoritas kesehatan di pusat kota Wuhan mengatakan, 136 kasus tambahan telah dikonfirmasi di kota itu. Saat ini Wuhan menghadapi total 198 pasien yang terinfeksi. Hingga akhir pekan, pasien kembali meninggal di wilayah itu, sehingga jumlah kematian menjadi tiga orang.

Selain dua orang di Beijing, terdapat satu orang di selatan kota Shenzhen juga telah didiagnosis dengan virus korona baru. Mereka bertiga sebelumnya telah mengunjungi Wuhan.

Wabah ini telah membuat negara-negara lain bersiaga karena jutaan orang China melakukan perjalanan untuk Tahun Baru Imlek. Pihak berwenang di Thailand dan di Jepang telah mengidentifikasi setidaknya tiga kasus, semuanya melibatkan perjalanan baru-baru ini dari China. Setidaknya setengah lusin negara di Asia dan tiga bandara AS telah mulai menyaring penumpang maskapai yang datang dari China tengah.

Kasus awal menunjukan ada koneksi orang-orang yang terkena virus dengan pasar makanan laut di Wuhan dan tempat itu pun ditutup untuk penyelidikan. Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan, para ahli telah menilai wabah saat ini sebagai dapat dicegah dan dikendalikan.

"Namun, sumber korona jenis baru belum ditemukan, kami tidak sepenuhnya memahami bagaimana virus ditransmisikan, dan perubahan dalam virus masih perlu dimonitor," kata komisi itu dalam pernyataan.

Virus korona menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga severe acute respiratory syndrome (SARS). SARS pertama kali menginfeksi orang di China selatan pada akhir 2002 dan menyebar ke lebih dari dua lusin negara, menewaskan hampir 800 orang, dikutip dari AP.

Jangan Panik

Kasus pneumonia berat di Wuhan, China, telah membuat masyarakat dunia khawatir, termasuk warga negara Indonesia. Dokter mengingatkan agar tetap waspada, namun tidak perlu panik.

"Sampai sekarang, WHO memastikan belum ada bukti penyakitnya menular antarmanusia," ujar Ketua Umum Pokja Infeksi PP Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Dr dr Erlina Burhan SpP(K), dalam Konferensi Pers Pneumonia Wuhan yang diselenggarakan oleh PDPI.

photo
Pneumonia Wuhan telah menelan korban jiwa hingga tiga orang.

Erlina menjelaskan, menurut hasil pengkajian etiologi, pneumonia Wuhan disebabkan oleh virus korona yang bermutasi. Virus korona pernah menimbulkan pandemi Severe Acute Respiratory Infection (SARS) pada tahun 2003.

"Sementara itu, Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) merilis jenis Betacoronavirus yang menjadi wabah di Wuhan, terdapat lima genom baru yang berbeda dari SARS-coronavirus dan MERS-coronavirus," kata Erlina.

Menurut Erlina, virus korona merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit ringan sampai berat. Virus ini bisa membuat orang mengalami common cold atau pilek dan penyakit yang serius, seperti MERS dan SARS.

Beberapa virus korona diketahui berada di peredaran darah hewan. Erlina menjelaskan, orang-orang yang dirawat di Wuhan sebagian besar bekerja di pasar ikan yang juga menjual unggas.

"Apakah virusnya berasal dari ikan atau unggas, itu masih diteliti," ujar Erlina.

Erlina mengatakan, masyarakat Indonesia perlu waspada. Sebab, kasus pneumonia berat itu ditemukan juga di luar China menyusul mobilisasi orang dari Wuhan ke beberapa negara lain, seperti Hong Kong, Taiwan Thailand, Jepang, Singapura, dan Korea.

"Karena memang ada mobilisasi orang, bahkan ada pesawat Wuhan ke Bali. Mudah-mudahan sekarang jangan sampai ke Indonesia. Tetap waspada," ujarnya.

Erlina menyambut baik usaha pemerintah untuk menerapkan pendeteksian suhu tubuh di bandara dan pelabuhan. Pendatang yang mengalami demam harus dicermati lebih lanjut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement