REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Produsen pesawat Boeing Co berencana meminjam 10 miliar dolar AS atau lebih untuk menutupi biaya perusahaan setelah dua pesawat jet 737 MAX-nya mengalami kecelakaan. Menurut seorang sumber kepada Reuters, Senin (20/1), Boeing sedang berbicara dengan sejumlah perbankan.
CNBC pertama kali melaporkan berita tersebut pada Senin (21/1). Mengutip beberapa sumber, Boeing sejauh ini sudah mengamankan setidaknya 6 miliar dolar AS dari bank dan sedang berbicara dengan pemberi pinjaman lain.
Sebuah sumber mengonfirmasi perundingan itu kepada Reuters. Tapi, masih belum jelas berapa banyak Boeing akan berusaha menambah pinjaman dan apakah perusahaan akan mengejar penjualan obligasi baru.
Salah satu permasalahan utama untuk Boeing adalah fleksibilitas mengingat tidak jelas berapa lama 737 MAX akan di-grounded. Sampai saat ini, Boeing masih menolak berkomentar.
Reuters melaporkan, Jumat (17/1), Administrasi Penerbangan Federal (FAA) kemungkinan baru 737 MAX sampai Maret. Tapi, tidak menutup kemungkinan waktu pengembalian hingga April atau bahkan lebih lama.
Boeing mengonfirmasi pada Senin (20/1), mereka menghentikan sementara produksi 737 MAX di Washington dalam beberapa hari terakhir. “Produks MAX sekarang telah ditangguhkan sementara di dalam pabrik 737,” ujar Boeing, seperti dilansir di Reuters.
Perusahaan memperkirakan, dampak ekonomi dari pemberhentian terbang sementara 737 MAX telah mencapai lebih dari 9 miliar dolar AS sampai saat ini. Boeing diprediksi akan mengungkapkan besaran biaya tambahan secara detail saat rilis penerimaan kuartal keempat 2019 pada 29 Januari.
Boeing diketahui harus menghadapi banyak biaya tambahan. Di antaranya untuk memberikan kompensasi kepada maskapai yang mengalami kecelakaan dan membantu mengatasi permasalahan rantai pasok mereka.
Analis memperkirakan, Boeing telah kehilangan sekitar 1 miliar dolar AS per bulan karena kebijakan grounded. Pada kuartal ketiga 2019, perusahaan mencatatkan arus kas bebas negatif hampir 3 miliar dolar AS.
Boeing juga melaporkan pesanan net terburuk sepanjang dekade pada tahun lalu, seiring dengan jumlah terendah dari sisi pengiriman pesawat dalam 11 tahun.
Pekan lalu, American Airlines Group Inc dan Southwest Airlines menyampaikan rencana mereka memperpanjang pembatalan penerbangan 737 MAX hingga awal Juni. Pada bulan ini juga, FAA dan Boeing mengatakan, sedang meninjau masalah kabel yang berpotensi menyebabkan korsleting pada 737 MAX.