REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Polda Jabar melalui Direktorat Reserse Kriminal Umum (Reskrimum) mulai menangani kelompok yang menyebut diri Sunda Empire-Earth Empire. Menurut Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Saptono Erlangga, polisi tengah menyelidiki kelompok yang mengklaim sebagai kerajaan atau kekaisaran ini. ‘’Suda kita periksa dua orang dari Sunda Empire. Satu berinisial NB dan satu A. Keduanya pimpinan dan anggota Sunda Empire,’’ kata dia kepada para wartawan, Selasa (21/1).
Erlangga mengatakan, salah satu bukti yang telah dimiliki polisi yaitu rekaman video yang viral di media sosial. Video tersebut telah diteliti dan didalami. Namun hasil dari pendalaman tersebut polisi belum bisa membuat satu kesimpulan. Pasalnya, kata dia, polisi masih harus melakukan diskusi dengan pihak terkait seperti budayawan dan ahli sejarah yang memahami masalah kesundaan. "Kami akan melakukan pengecekan, penelitian bersama teman-teman dari ahli sejarah, budayawan Sunda. Ini kan harus kita dalami terlebih dulu,’’ ujar dia.
Selain kedua orang tersebut, sambung Erlangga, polisi juga telah meminta keterangan seorang staf Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Keterangan staf UPI tersebut, kata dia, dilakukan lantaran perguruan tinggi di Jl Setiabudi Kota Bandung tersebut menjadi salah satu tempat pertemuan kelompok ini. ‘’Staf dari UPI juga sudah kita mintai keterangan. Kelompok ini melakukan kegiatan di UPI,’’ tutur dia.
Sebagaimana diketahui, sebuah kelompok Sunda Empire-Empire Earth menyedot perhatian masyarakat setelah beredar viode di media sosial. Kelompok berseragam mirip tentara tersebut mengklaim sistem pemerintahan dunia dikendalikan koordinat 0.0 di Kota Bandung sebagai mercusuar dunia.Kelompok ini menyebutkan masa pemerintahan dunia sekarang akan berakhir sampai pada tanggal 15 Agustus 2020. Klaim tersebut mirip dengan Keraton Agung Sejagat pimpinan Toto Santoso.