Kamis 23 Jan 2020 22:23 WIB

Waktu Relatif Menurut Manusia, Bagaimana Versi Alquran

Waktu relatif untuk manusia tetapi tidak bagi Sang Pemilik Waktu.

Rep: MgRol 127/ Red: Nashih Nashrullah
Beribadah/ilustrasi
Beribadah/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Waktu adalah pergantian dari detik ke detik, menit ke menit, jam ke jam, dan hari ke hari sesuai dengan perhitungan manusia atas perutaran bumi. Namun, pengukuran ini bisa jadi relatif menurut perngukuran persepsi manusia. 

Misalnya, satu jam bertemu keluarga bisa saja menjadi waktu yang teramat singkat bagi seseorang yang memiliki waktu yang luang. Sementara, bagi orang yang sibuk, satu jam bersama keluarga bisa jadi waktu yang sangat berharga baginya. 

Baca Juga

Dengan begitu, ukuran waktu yang kita gunakan memang sesuai dengan kesepakatan yang kita amini sesuai dengan rentangnya. Namun, perkara lama atau tidaknya, waktu sangatlah relatif.  

Begitupun soal waktu yang kita peroleh di dunia. Semua orang tentu punya pandangan berbeda tentang waktu sesuai dengan pengetahuan dan keadaan masing-masing.  

Abinya Nasha dalam bukunya Belajar Mudah Memahami Hikmah menjelaskan, bahwa pandangan waktu hidup yang sesungguhnya hanya kita serahkan sepenuhnya kepada Allah SWT, Zat yang Mahamemiliki waktu.   

Allah berfirman dalam Alquran, “Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS Al Hajj: 47) 

Inilah perbandingan waktu yang ditetapkan Allah SWT. Jika bumi telah berputar dengan skala kejadian di dalamnya selama satu abad, maka pada hakikatnya itu baru saja terjadi selama satu hari saja menurut Allah SWT. 

Allah bertanya: “Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?” Mereka menjawab: “Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.” 

Allah berfirman: “Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui.”(QS al-Mu’minun: 112-114) 

Alangkah sebentarnya kita hidup di dunia ini. Andai kita hidup selama 60 tahun di bumi, berarti kita hanya hidup kurang lebih selama setengah hari, tentu sangat tidak ada artinya.  

Apalagi jika kita hitung jumlah waktu yang digunakan untuk akhirat. Sungguh tentu waktu menjadi sangatlah singkat. 

“Perhatikanlah bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian (yang lain). Dan pasti kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatnya dann lebih besar keutamaannya.” (QS al-Isra : 21)

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement