REPUBLIKA.CO.ID, BATUSANGKAR -- Tokoh masyarakat Nagari Padang Laweh Malalo, Fahmi Rahman, mengatakan warga di daerahnya masih merasa gamang dan khawatir dengan adanya potensi banjir bandang. Walau masa tanggap darurat telah berakhir, menurut Fahmi warga tetap merasa was-was.
Kekhawatiran ini timbul karena daerah tersebut memang rawan banjir bandang apabila sedang musim hujan seperti sekarang. "Melihat kondisi cuaca kami masih merasa was-was terhadap bencana susulan," kata Fahmi, Sabtu (25/1).
Fahmi berharap kepada pemerintah agar tidak meninggalkan Nagari Padang Laweh Malalo walau status tanggap darurat telah berakhir. Ia berharap beberapa alat-alat berat yang kemarin dikerahkan buat membersihkan material longsor tetap berada di Padang Laweh Malalo. Sebab warga ingin normalisasi sungai-sungai di lereng Bukit Patah Gigi yang menjadi jalur turunnya banjir bandang.
Pada kesempatan yang sama, Wali Nagari Padang Laweh Malalo Akhyari berharap Pemkab Tanah Datar segera melakukan normalisasi sungai dan sumber air minum yang rusak pascabanjir bandang pekan lalu, Jumat (17/1). Sebab saat ini masyarakat yang terdampak banjir bandang masih kesulitan mendapatkan air bersih.
“Air bersih menjadi salah satu elemen penting yang sangat dibutuhkan masyarakat. Walau di tepi danau, tentu air bersih yang sehat juga sangat diperlukan juga agar jangan sampai masyarakat juga terdampak penyakit lainnya,” ucap Akhyari.