Senin 27 Jan 2020 00:15 WIB

Rute Penerbangan dari dan ke Wuhan Mungkin Ditutup Sebulan

Menhub belum dapat memastikan periode penutupan penerbangan dari dan ke Wuhan.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memperkirakan penutupan rute penerbangan dari dan ke Wuhan, China menyusul merebaknya infeksi virus corona, bisa berlangsung antara tiga pekan hingga satu bulan.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memperkirakan penutupan rute penerbangan dari dan ke Wuhan, China menyusul merebaknya infeksi virus corona, bisa berlangsung antara tiga pekan hingga satu bulan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi belum bisa memastikan akhir periode penutupan rute penerbangan dari dan ke Wuhan, China menyusul merebaknya infeksi virus corona. Ia memperkirakan, imbauan penutupan rute penerbangan itu akan berlangsung tiga pekan sampai satu bulan.

"Mungkin diperkirakan bisa sampai tiga pekan atau satu bulan, kalau melihat apa yang terjadi di Wuhan," ujar Menhub di Tangerang, Banten pada Ahad.

Baca Juga

Menurut Budi, pihaknya belum bisa melihat dan menyampaikan perkembangan situasi, mengingat situasi di Wuhan masih genting dan ditutup. Berkaitan dengan kota-kota China lainnya, Kementerian Perhubungan akan membahas hal tersebut dengan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Luar Negeri terhadap perkembangan yang terjadi di China.

"Kalau di Wuhan sudah jelas, tidak ada penerbangan dari dan ke Wuhan. Kemarin Lion Air sempat akan mengembalikan penumpang, namun di Wuhan sudah ditutup jadi penerbangan yang kembali juga kosong," katanya.

Pemerintah akan menutup sementara penerbangan rute Wuhan, China, guna mengantisipasi penyebaran wabah virus corona. Meski tidak ada peringatan perjalanan (travel warning) resmi karena kejadian tersebut, Budi menyebut pemerintah telah menyampaikan penutupan rute Wuhan secara langsung kepada maskapai.

Dalam kesempatan berbeda, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto melaksanakan pengawasan ketat berkenaan dengan kedatangan orang dan barang dari luar negeri guna mencegah penularan virus corona baru yang telah menyebar ke sejumlah negara. Kepala Negara mengatakan bahwa hingga Jumat (24/1) siang, belum ada warga negara Indonesia yang dijangkiti virus corona, yang penyebarannya menimbulkan keprihatinan global.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement