REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan akhirnya bertemu lagi dengan mantan wakilnya, Sandiaga Uno, Ahad (26/1). Pertemuan keduanya dilakukan saat sama-sama menghadiri Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Partai Gerindra di Hotel Sahid Jaya.
Kehadiran Anies dan Sandi langsung mendapat perhatian 500 tamu undangan Rakerda Partai Gerindra. Sandi yang mengenakan baju kemeja putih duduk di samping Anies yang menggunakan baju batik cokelat. Di sisi kiri Anies, ada Ahmad Riza Patria. Sementara itu, di samping Sandi, ada Ketua DPD Gerindra Muhammad Taufik.
Di meja yang sama duduk pula Ketua DPD PDIP Gembong Warsono, perwakilan Golkar, serta tamu lainya. Anies dan Sandi saling bertegur sapa saat menyampaikan pidato masing-masing. “Selamat datang Wakil Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno. Welcome back, bro,” tutur Anies menyapa Sandi dalam sambutannya, Ahad (26/1).
Senada dengan Anies, Sandiaga saat didapuk memberi sambutan oleh Ketua DPD Partai Gerindra Muhammad Taufik juga menyampaikan kerinduannya kepada mantan pendampingnya. “Mantan bos saya Pak Anies Baswedan, kangen, //bro//...,” kata Sandi dalam sambutannya.
Sandiaga sengaja diundang oleh Ketua DPD Gerindra Muhammad Taufik untuk melepas rindu dengan para kader. Sandi hadir sebagai Wakil Dewan Pembina Partai Gerindra mewakili Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk membuka Rakerda Partai Gerindra DKI Jakarta. “Ini mendadak. Kebetulan saya diundang Pak Taufik untuk melepas rindu. Rakerda punya semangat luar biasa untuk mengolaborasikan Jakarta yang maju dan rakyatnya yang bahagia,” kata Sandi.
Sudah satu tahun delapan bulan Sandiaga melepas kursi wakil gubernur DKI Jakarta untuk mengikuti bursa calon presiden dan wakil presiden periode 2019-2024 bersama Prabowo. Sandi juga menanggapi sinyal 2024 dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat pelantikan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Rabu (15/1) lalu. Menurut Sandi, pernyataan Jokowi sebagai upaya untuk merangkul semua elemen bangsa bersatu padu menuntaskan pembangunan empat tahun mendatang.
“Apa yang disampaikan Pak Presiden itu merangkul ya, menurut saya,” kata Sandi. Ia menjelaskan, sinyal yang diberikan Presiden Jokowi tersebut untuk merangkul seluruh elemen bangsa agar bersatu padu menuntaskan tugas empat tahun mendatang dan tidak terjebak lagi bicara politik 2024. “Karena terlalu dini dan akhirnya potensi untuk memecah belah bangsa kita,” ujarnya.
Sandi mengatakan, 2024 itu masih lama sehingga narasi yang ingin dibangun dari apa yang disampaikan Presiden Jokowi adalah jangan lagi bicarasoal politik. “Tentunya Presiden sudah menyatakan juga 2024 itu masih lama sekali dan saya sangat setuju sama Presiden. Saya ingin narasinya jangan langsung bicara politik karena kita baru selesai kontentasi pilpres 2019. Ini saatnya membangun bangsa dengan penuh rasa persatuan dan kesatuan,” katanya menegaskan.
Sandi menambahkan, terlalu dini untuk memikirkan 2024. Menurut dia, kini saatnya semua pihak bekerja nyata, termasuk dirinya yang kini berada di luar pemerintahan maupun orang-orang yang berada di dalam pemerintahan, untuk berkontribusi pada bangsa dan negara.
“Kita fokus saja untuk bekerja nyata dan di mana pun kita berada, baik saya yang ada di luar pemerintahan sekarang maupun yang posisinya ada di dalam pemerintahan. Ini diberikan kesempatan secara nyata memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara,” ucapnya. N antara ed: agus raharjo