Senin 03 Feb 2020 15:06 WIB

Jokowi Anggarkan Rp 1,9 Triliun untuk Reboisasi

Rp1,9 triliun akan disalurkan untuk pengadaan bibit berbagai tanaman

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Esthi Maharani
Presiden Joko Widodo bersama sejumlah menteri saat meninjau lokasi persemaian bibit tanamanuntuk pemulihan bencana longsor di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Senin (3/2).
Foto: Republika/Dedy D Nasution
Presiden Joko Widodo bersama sejumlah menteri saat meninjau lokasi persemaian bibit tanamanuntuk pemulihan bencana longsor di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Senin (3/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa pemerintah telah menyediakan alokasi anggaran hingga Rp 1,9 triliun untuk program reboisasi hutan di seluruh Indonesia. Hal ini disampaikan Jokowi usai berkunjung ke Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor yang sempat diterjang banjir dan tanah longsor di awal Januari 2020 lalu.

Presiden menjelaskan bahwa penanggulangan banjir dan tanah longsor ditempuh pemerintah melalui dua pendekatan, yakni segi infrastruktur dan segi lingkungan atau vegetatif. Dari sisi infrastruktur, pemerintah membangun dam penahan atau gully pug di titik-titik yang memiliki risiko longsor tinggi. Kemudian dari sisi vegetatif, Jokowi melanjutkan, pemerintah berupaya melakukan reboisasi di kawasan hulu sungai.

"Jangan sampai kita hanya sekali lagi hanya pendekatan fisik, tapi pendekatan yang vegetatif, ekologi dan ekosistem kita lakukan juga. Seperti tadi yang ditanam di Harkat Jaya, ada kemirengan ditanam vetiver, vetiver, vetiver," ujar Presiden Jokowi usai melakukan penanaman vetiver secara simbolis di Sukajaya, Senin (3/2).

Untuk menjalankan reboisasi ini, pemerintah menganggarkan Rp 1,9 triliun melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Angka sebesar itu akan disalurkan untuk pengadaan bibit tanaman keras, tanaman produktif, dan tanaman penahan longsor.

Tanaman keras merupakan jenis pepohonan dengan akar tunjang, batang tinggi, dan berdaun lebat. Tanaman produktif adalah jenis-jenis tanaman yang bagiannya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Sementara tanaman penahan longsor merupakan jenis tanaman yang secara khusus ditanam di dataran dengan lereng kemiringan lebih dari 30 derajat. Contohnya, tanaman akar wangi atau Vetiveria zizanioides.

"Tapi tanaman vetiver jangan dicabut, meski ada nilai ekonominya. Tolong yang dipakai untuk nilai ekonomi seperti durian, sirsak, jambu, jengkol. Nanti pemerintah akan mengedukasi masyarakat karena yang menenanam juga masyarakat," kata Jokowi.

Jokowi juga menjelaskan, program reboisasi akan difokuskan di wilayah-wilayah yang punya kerentanan banjir dan tanah longsor tinggi, terutama wilayah hulu sungai. Misalnya, wilayah Tanaman Nasional Gunung Halimun di Jawa Barat, Danau Toba di Sumatra Utara, dan Waduk Gajahmungkur di Wonogiri, Jawa Tengah.

"Sampai kapanpun kalau kita keruk hanya sedimen-sedimen, di atasnya di hulu tak ditanam ya tiap hari kita akan urusan-urusan kayak gini terus. Berulang-ulang," jelas Jokowi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement