Selasa 04 Feb 2020 17:21 WIB

Menlu AS Tur Sepekan dengan Misi: Waspadai China

Menlu AS melakukan perjalanan ke Eropa dan ASia Tengah.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo di Washington.
Foto: AP Photo/Sait Serkan Gurbuz
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo di Washington.

REPUBLIKA.CO.ID, TASHKENT -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengunjungi banyak negara dalam tur satu pekan. Ada satu misi yang selalu dibawanya dalam setiap mengunjungi negara-negara tersebut, yaitu waspadai China.

Dalam perjalanan ke Eropa dan Asia Tengah, Pompeo mengecam catatan hak asasi manusia China. Dia mengkritik praktik perdagangan agresif dan mendesak untuk mewaspadai investasi dan pengaruh dari negara besar itu.

Baca Juga

Retorika keras Pompeo tersebut bertepatan dengan penyebaran cepat virus corona jenis baru yang berasal dari China. Dia mengancam pertumbuhan global, menggarisbawahi kekhawatiran, dan kemenangan diplomatik serta perdagangan baru-baru ini.

Komentar Pompeo kontras dengan gaya lebih damai dari Presiden AS Donald Trump kepada China. Sebagian kelunakan itu karena Trump bekerja untuk menyelesaikan kesepakatan perdagangan dengan Presiden China Xi Jinping.

Ketika Trump menandatangani fase pertama perjanjian bulan lalu, Trump menyebut Xi "teman saya yang sangat, sangat baik" dan mengatakan berencana untuk mengunjungi China dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi. Dia mengatakan bahwa mereka berdua telah mengembangkan hubungan yang luar biasa.

Komentar Pompeo di London, menunjukkan pendekatan yang keras. Dia dan Wakil Presiden Mike Pence telah mendorong China, terutama masalah penindasan terhadap Muslim dan etnis minoritas di provinsi Xinjiang barat dan perdagangan predator yang dilakukan Beijing. Praktik dan proyek pembangunan China dianggap menempatkan negara kecil dan miskin dalam risiko besar.

Pompeo memperingatkan China menimbulkan risiko ketika negara-negara mengembangkan jaringan nirkabel kecepatan tinggi generasi berikutnya. "Partai Komunis China menghadirkan ancaman utama di zaman kita," kata Pompeo pekan lalu di London.

Pernyataan itu muncul hanya beberapa hari setelah Uni Eropa meluncurkan pedoman keamanan untuk jaringan nirkabel 5G. Keputusan itu menghentikan larangan terhadap Huawei dalam upaya AS memukul mundur perusahaan teknologi China itu.

Kunjungan Pompeo ke Inggris mengabaikan ancaman AS dan memungkinkan Huawei untuk berperan dalam jaringan 5G di negara tersebut. Keputusan tersebut menyoroti batas kemampuan administrasi Trump untuk melobi kebijakannya karena menentang ancaman AS untuk memutuskan pembagian intelijen jika Huawei ada.

AS telah melobi sekutu-sekutu Eropa untuk melarang Huawei karena khawatir negara itu dapat dipaksa untuk membantu pemerintah China dengan penyadapan elektronik. Pejabat AS juga khawatir bahwa jaringan 5G akan sangat bergantung pada perangkat lunak dan membiarkannya terbuka untuk kerentanan.

Washington telah berulang kali memperingatkan negara Eropa harus mempertimbangkan kembali berbagi intelijen dengan sekutu yang menggunakan Huawei. Perusahaan asal China itu telah membantah tuduhan tersebut.

Terguncang dengan langkah yang diambil Inggris, AS masih berharap untuk mempertahankan dan meningkatkan hubungan kedua negara. Pompeo tampaknya mencoba melunak dari ancaman berbagi intelijen, dengan mengatakan bahwa dia yakin ada cara yang bisa ditemukan untuk menghindarinya.

Tapi, Pompeo menjelaskan, pemerintahan Trump akan terus menghadapi China di berbagai bidang, termasuk perdagangan, infrastruktur dan teknologi, militer serta diplomatik. Bahkan, ketika AS masih mengejar fase kedua dari kesepakatan besar-besaran untuk mengakhiri perang perdagangan saat ini dengan Beijing.

"Kita harus secara kolektif, Bara, memastikan bahwa abad berikutnya diatur oleh prinsip-prinsip demokrasi Barat. Dan itu akan membutuhkan upaya bersama tidak hanya oleh Amerika Serikat tetapi juga oleh semua orang yang mencintai kebebasan dan menghargai demokrasi dan supremasi hukum untuk memastikan bahwa itu tetap menjadi model utama bagi dunia untuk abad mendatang," ujar Pompeo.

Sedangkan di Asia Tengah, Pompeo mendatangi tiga dari lima negara berbatasan dengan China barat. Dia membawa agenda dengan mengecam pelanggaran HAM China.

"Amerika Serikat mendesak semua negara untuk bergabung dengan kami dalam mendesak untuk segera mengakhiri penindasan ini," kata Pompeo di Kazakhstan pada akhir pekan. Dia meminta untuk negara itu memberikan perlindungan dan suaka yang aman bagi mereka yang ingin melarikan diri dari China.

Sedangkan ketika singgah di Uzbekistan pada Senin, Pompeo memainkan manfaat lebih melakukan bisnis dengan AS daripada China. "Mereka memiliki perbatasan yang panjang, mereka duduk di wilayah di mana China dan Rusia hadir," katanya.

AS, menurut Pompeo mendukung kapasitas negara Asia Tengah untuk membuat keputusan yang baik, agar investasi hukum yang transparan dapat hadir. Pompeo mengingatkan manfaat tentang manfaat investasi dari AS dan memperingatkan terhadap transaksi yang disponsori negara dan politik China. 

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement