REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Belasan pengemudi angkutan kota rute Lubuk Begalung-Air Pacah Padang berunjuk rasa ke Kantor Balai Kota Padang. Mereka mengeluh penghasilannya menurun sejak beroperasinya Transpadang.
"Sudah lima hari ini Trans Padang beroperasi, biasanya sehari kami masih bisa membawa uang pulang hingga Rp 80 ribu, sekarang Rp 30 ribu saja sudah sulit," kata perwakilan pengemudi angkot, Ujang Asril, di Padang, Rabu (5/2).
Menurut dia, sejak dioperasikannya bus Transpadang koridor IV dengan rute Teluk Bayur-Anak Air yang melewati jalur Bypass Padang, angkutan kota kian sulit mendapatkan penumpang. Padahal, mereka sudah narik angkot sejak pagi hingga sore.
"Pada hari biasa kami paling banyak dapat dua trip pagi dan dua trip sore, tapi sekarang karena sudah ada Trans Padang kian sulit," katanya.
Ia berharap Pemerintah Kota Padang menata ulang rute angkutan kota sehingga tetap dapat penumpang. Pada aksi tersebut pengemudi angkot memarkirkan kendaraannya di halaman Balai Kota Padang.
Kepala Dinas Perhubungan Padang, Dian Fakri, mengatakan, pihaknya akan membahas dan meninjau ulang rute tersebut. Menurutnya, sopir angkot tidak menolak keberadaan Transpadang.
"Sebenarnya sopir angkot tidak menolak Transpadang tapi menyampaikan keluhan pendapatannya yang berkurang," ujarnya.
Ia mengakui dengan adanya Transpadang penumpang angkutan kota berkurang karena ada pilihan moda baru bagi masyarakat. Pihaknya akan menata ulang rute angkot tersebut dan membahas bersama Organda.
Diberitakan sebelumnya, Dinas Perhubungan Padang, Sumatera Barat, mengaktifkan koridor empat Bus Trans Padang rute Bypass-Anak Air dengan jarak tempuh sepanjang 25 kilometer sejak awal Februari 2020.