Rabu 05 Feb 2020 22:12 WIB

Stok Bahan Pokok Pengungsi Lebak Menipis

Bantuan logistik untuk pengungsi mulai menurun dari para donatur.

Stok kebutuhan bahan pokok di tenda pengungsian korban banjir bandang di Kabupaten Lebak menipis (Foto: banjir lebak)
Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Stok kebutuhan bahan pokok di tenda pengungsian korban banjir bandang di Kabupaten Lebak menipis (Foto: banjir lebak)

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Stok kebutuhan bahan pokok di tenda pengungsian korban banjir bandang di Kabupaten Lebak menipis. Hal ini dikhawatirkan menimbulkan kerawanan pangan bagi para pengungsi.

"Kami berharap persediaan bahan pokok itu terpenuhi pasca-berakhirnya masa tanggap darurat," kata Bubun (50) seorang penanggungjawab posko pengungsian di Desa Pajagan Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak, Rabu (5/2).

Baca Juga

Selama ini, pendistribusian bantuan bahan pokok dari relawan, dermawan, pemerintah, BUMN dan perusahaan swasta menurun drastis dibandingkan masa tanggap darurat. Para donatur yang menyalurkan bantuan bahan pokok ke warga yang tinggal di tenda pengungsian bisa dihitung jari.

"Kami merasa khawatir jika bahan pokok itu menipis bisa menimbulkan kerawanan pangan," katanya menjelaskan.

Begitu juga warga pengungsi lainnya, Defri (40), mengatakan, saat ini warga yang tinggal di tenda-tenda pengungsi Kampung Seupang Desa Pajagan itu sebanyak 50 unit tenda, 290 jiwa, dan 70 KK bisa menimbulkan kerawanan pangan. Sebab, kehidupan masyarakat setempat hingga kini masih mengandalkan bantuan dan belum kembali bekerja.

"Kami sendiri hingga kini untuk menutupi kebutuhan bahan pokok dari bantuan itu, karena belum bekerja akibat diterjang bencana alam," katanya.

Menurut dia, masyarakat sangat mendambakan bantuan bahan pokok terpenuhi selama tinggal di tenda pengungsian. Mereka kini lebih memikirkan pasca-bencana agar bisa hidup seperti sebelumnya dengan memiliki tempat tinggal yang layak dan bisa terpenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari.

"Kami merasa bingung hingga kini masih bertahan di tenda pengungsi dan belum jelas ke depan tinggal dimana pasca-bencana alam itu," ujarnya.

Sementara itu, sejumlah warga di tenda pengungsian mengatakan bahwa mereka hingga kini makan sehari-hari dipasok dari dapur umum yang melibatkan relawan lokal. Mereka masih menggantungkan makan sehari-hari dari dapur umum itu, karena tinggal di tenda pengungsian tidak memiliki peralatan dapur maupun alat memasak.

"Kami berharap adanya bantuan bahan pokok, sehingga anggota keluarga bisa masak dan tidak menggantungkan ke dapur umum," kata Nani.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement