REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Provinsi Hubei di China, yang menjadi pusat wabah virus corona, kembali melaporkan 70 kematian baru dan 2.987 kasus terkonfirmasi baru, Rabu (5/2). Komisi Kesehatan China, Kamis (6/2), mengatakan angka tersebut menambah jumlah total kematian di provinsi Hubei menjadi 549 hingga 5 Februari, dengan jumlah total kasus mencapai 19.665.
Jumlah kematian di Hubei pada Rabu lebih tinggi dibanding hari sebelumnya, yakni 65 laporan, meski jumlah kasus baru sedikit berkurang dari 3.156. Provinsi Hubei di China tengah terisolasi selama hampir dua pekan, dengan ditutupnya stasiun kereta, bandara serta ruas jalan. Virus corona pertama kali teridentifikasi di ibu kota Hubei, Wuhan, dan diyakini berasal dari pasar makanan laut di kota tersebut.
Wuhan masih memikul beban berat akibat virus tersebut dan menjadi lokasi yang menyumbang hampir 60 persen dari kasus baru di provinsi tersebut pada Rabu. Hingga kini tingkat kematian di Wuhan secara signifikan juga lebih tinggi dibanding wilayah lainnya di China.
Hal ini menunjukkan jumlah total kasus mungkin tidak dilaporkan, dengan kota tersebut sedang berupaya mendiagnosa ribuan pasien di tengah kurangnya peralatan medis dan tempat tidur rumah sakit. Rapat kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri Li Keqiang pada Rabu menyebutkan salah satu prioritas pemerintah adalah memastikan Hubei dan Wuhan mendapatkan pasokan dan staf medis yang diperlukan untuk menangani virus corona. Komisi tersebut melaporkan sebanyak 14.314 pasien masih menjalani perawatan pada Rabu, dengan 2.328 pasien dalam kondisi kritis.