REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sinar Mas Agribusiness and Food memperluas komitmen pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) melalui kampanye edukasi pencegahannya untuk anak-anak pada 2020. Perusahaan meluncurkan kampanye tersebut dengan peluncuran buku cerita ‘Rumbun dan Sahabat Rimba’.
Rumbun dan Sahabat Rimba merupakan sebuah buku cerita anak untuk sekolah dasar (SD) di Ketapang, Kalimantan Barat yang bekerja sama dengan dinas pendidikan setempat dan para guru. Pelaksanaan kampanye edukasi pencegahan karhutla berfokus pada anak-anak yang merupakan kelompok paling rentan terdampak.
"Hal ini merupakan upaya lain yang dilakukan perusahaan dalam mencegah terjadinya karhutla," ujar Agus Purnomo, Managing Director Sustainability and Strategic Stakehoholders Engagement, Sinar Mas Agribusiness and Food. Sejak diluncurkanya kebijakan nihil bakar (zero burning policy) pada 1997, perusahaan telah menerapkan kebijakan tersebut di semua operasional perusahaan.
Sejak 2015, upaya tersebut diperluas kepada masyarakat di sekitar area operasional perusahaan di mana kaurhutla sering terjadi. Berbagai kegiatan seperti Desa Makmur Peduli Api (DMPA) telah dilaksanakan sejak 2016.
Agus mengatakan anak-anak mewakili kelompok yang paling terdampak oleh karhutla. Pada 2019, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan bahwa lebih dari 900 ribu orang termasuk anak-anak menderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yang disebabkan oleh karhutla.
Selain itu, banyak sekolah terpaksa diliburkan yang mengganggu aktivitas belajar siswa. Kejadian ini juga terjadi pada peristiwa karhutla 2015. “Pendidikan sejak dini sangat penting untuk menumbuhkan kebiasaan yang positif saat mereka beranjak dewasa kelak," kata Agus.
Melalui kampanye edukasi ini, pihaknya berharap dapat menumbuhkan kesadaran dalam mencegah karhutla melalui cara yang menyenangkan sehingga dapat dimengerti dengan mudah dan diingat oleh anak-anak. "Sebagai calon pemimpin di masa yang akan datang, kami berharap mereka akan membawa apa yang mereka pelajari dan laksanakan hari ini, khususnya berhenti melakukan praktik membuka lahan dengan cara membakar," ujar Agus menjelaskan.
Selain faktor alam, pemantauan perusahaan menunjukan bahwa aspek manusia berkontribusi terhadap karhutla yang terjadi di sekitar operasi perusahaan. Sebut saja kecerobohan saat membuang puntung rokok atau melakukan pembukaan lahan melalui metode tebang bakar.
Perusahaan bekerja sama dengan dinas pendidikan setempat dan para guru untuk memberikan materi edukasi yang dapat diakses dengan mudah dan dimengerti oleh tingkat pendidikan dasar. Menurut Agus perusahaan juga berencana akan mengembangkan materi lanjutan untuk anak-anak di tingkat menengah dan mengembagkan program bagi para guru agar memiliki keterampilan dalam menyampaikan materi pencegahan karhutla dengan cara yang lebih kreatif dan menyenangkan.
“Dalam waktu enam bulan ke depan, kami akan mengembangkan dan membagikan metode yang dapat digunakan untuk mengajarkan anak-anak mengenai pencegahan karhutla di semua tingkatan," ucapnya. "Target utama pada kampanye ini adalah anak-anak yang berada di sekitar operasional perusahaan yang rentan terjadi karhutla.