Jumat 07 Feb 2020 17:06 WIB

ACT Luncurkan Program Sahabat Keluarga Prasejahtera

Program ini sebagai ikhtiar ACT untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Gita Amanda
Aksi Cepat Tanggap Soft Launching Program Sahabat Keluarga Prasejahtera. Program ini membagikan beras waqaf dan dan air minu waqaf kepada keluarga pra sejahtera, Jumat (7/2).
Foto: Republika/Ali Yusuf
Aksi Cepat Tanggap Soft Launching Program Sahabat Keluarga Prasejahtera. Program ini membagikan beras waqaf dan dan air minu waqaf kepada keluarga pra sejahtera, Jumat (7/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengeluarkan program Sahabat Keluarga Prasejahtera (SKPI). Program ini sebagai ikhtiar ACT untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia.

"ACT berikhtiar cepat merespons kondisi tersebut dengan memberikan layanan kebutuhan pangan seperti beras dan air gratis untuk keluarga prasejahtera Indonesia," kata Direktur Philanthropy Distribution Center (PDC) ACT Sri Eddy Kuncoro kepada wartawan di Menara 165, Jumat (7/2).

Baca Juga

Sri Eddy mengatakan, program SKPI ini akan membagikan beras wakaf lima kilogram (kg), wakaf air mineral dan wakaf card kepada 10 ribu masyarakat prasejahtera setiap bulannya. Untuk tahap awal program SKPI ini hanya menjangkau wilayah DKI Jakarta. "Insya Allah kedepannya bisa menjangaku provinsi lain," katanya.

Sri Eddy menyampaikan dua kebutuhan pangan seperti wakaf beras dan wakaf air mineral yang dibagikan kepada warga dihasilkan dari lumbung wakaf beras dan lumbung wakaf air mineral. Saat ini baru ada dua lumbung wakaf beras dan wakaf air mineral yang dimiliki ACT.

"Lumbung wakaf beras ada di Blora Jawa Tengah dan Tasik Jawa Barat. Untuk lumbung wakaf air mineral ada di Pasuruan Jawa Timur dan Purwakarta Jawa Barat," katanya.

Menurutnya berbagi pangan kepada keluarga prasejahtera sangat penting dan hal itu telah diingatkan oleh para ulama terdulu. Ia moncontohkan ulama terdahulu yang menyarankan pentingnya berbagi pangan adalah Syeikh Abdul Qadir Zaelani.

"Misalkan seperti disampaikan Syeikh Abdul Qadir Zaelani sesuap makanan yang disumbangkan untuk mengganjal perut orang kelaparan itu lebih baik daripada membangun 1.000 masjid," katanya.

Bahkan kata dia ada juga hadist yang menyampaikan bahwa tidak sempurna iman seseorang yang kenyang perutnya sedangkan tetangganya kelaparan. Bahkan Alquran di Surat Al-Maun menyembutkan orang yang tidak berbagi pangan merupakan orang mendustakan agama.

"Inilah yang menjadi spirit dan mendasari kami untuk melakukan inisiasi program prasejahtera," katanya.

Sementara itu Ketua Dewan Pembina ACT, Ahyudin, mengatakan 10 ribu warga DKI Jakarta yang menerima program SKPI diantaranya warga kurang mampu dan warga yang sering terdampak banjir di Jakarta. Melui program SKPI ini setiap bulan mereka akan mendapatkan beras lima kilogram.

Dia menerangkan, selain darurat bencana alam, Indonesia pun termasuk negeri yang dianggap darurat kemiskinan. Maka itu, ACT pun mengajak masyarakat Indonesia untuk bersama-sama mengentaskan kemiskinan yang ada di Indonesia ini, baik dilakukan secara masing-masing atau melalui ACT.

Menurutnya, ACT tidak hanya fokus membantu menangani persoalan kemanusiaan yang terdampak bencana alam dan konflik manusia saja. Akan tapi ACT juga membantu mengatasi masalah kemiskinan.

ACT mencatat, Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan di Indonesia masih tinggi. Saat ini ada sebanyak 25,14 juta jiwa atau sebesar 9,41 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Jika melihat data tersebut masih banyaknya masyarakat Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan dengan penghasilan tidak menentu setiap bulan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement